Pagi ini koridor belum terlalu ramai, seperti biasa Jeno akan mengantar Viola dulu ke kelasnya yang mana di gedung IPS, sebelum masuk kelasnya di gedung IPA. Begitupun pulang Jeno akan menunggu pacarnya itu didepan kelas. Tapi, semisal Viola keluar lebih dulu cewek itu yang akan ke kelasnya.
Disaat keduanya tengah mengobrol sebagai pengantar menuju kelas. Hyunjin datang dengan merangkul pundak Viola seperti sahabat karib.
Melihat itu Jeno yang disamping Viola sudah melotot kearah Hyunjin seakan siap untuk menonjok cowok tengil itu.
"Pagi!!" sapanya dengan tersenyum lebar,
Tangan Hyunjin yang memberatkan pundak Viola saat itu juga langsung dihempaskan oleh Jeno.
Hyunjin cengengesan. Wajahnya sangat minta dipukul, menurut Jeno.
Viola yang melihat wajah Jeno sudah mengeras itu segera menahan cowok itu untuk tetap menjaga jarak dengan Hyunjin.
"Ngapain sih, lo?!" tanya Viola pada Hyunjin.
Salah satu alis Hyunjin terangkat, "Ya, nyapa lo??"
"Tangan lo." jawab Jeno.
Tatapan Hyunjin beralih pada Jeno, "Tangan gue? Kenapa??" tanyanya pura-pura tidak mengerti kesalahan yang dibuatnya.
Setelah pertengkaran mereka kemarin tentu saja Hyunjin paham, sangat paham dengan Jeno yang memiliki sifat posesif. Padahal mereka sudah berteman lebih dulu, sebelum Jeno kenal Viola. Kenapa Hyunjin yang harus mengalah? Sahabatnya diambil. Cowok itu tidak terima.
"La, lo bilang deh, kenapa terima jeno jadi cowok lo. Kalo lo diancem, biar gue hajar lagi dia sekarang." ucap Hyunjin membuat Viola sontak memejamkan kedua matanya dan menghela napas.
Apa membuat keributan dipagi hari menjadi kesukaan Hyunjin yang baru?
"Gue minta lo minta maaf sama jeno yah, jin. Bukan ngajak ribut." ujar Viola mengingatkan chat terakhir mereka.
Hyunjin mengernyit, bingung menatap Viola. "Lo kenapa sih, la?! Kenapa dipihak dia?? Jeno ngapain lo?"
Viola melotot dan saat itu juga Jeno melangkah maju dan menarik kerah Hyunjin hingga didorongnya sampai salah satu pilar.
"Hati-hati kalo ngomong."
Hyunjin menarik salah satu sudut bibirnya melirik kearah sekitar,
"Yakin lo mau mukul gue? Ngga takut citra lo berubah buruk??"
Viola menarik Jeno untuk melepaskan cengkramannya pada kerah Hyunjin.
"No, jangan." bisik Viola,
Jeno melepaskan cengkraman begitu saja, lalu menarik Viola pergi darisana.
"Jauhin, hyunjin." ucap cowok itu penuh penekanan.
Viola tidak tau, Hyunjin kenapa bersikap begitu menyebalkan. Padahal ia tidak berniat untuk memilih siapa diantara siapa. Hyunjin itu, sahabatnya. Jeno, pacarnya. Kenapa mereka tidak bisa akur?
Cita-citanya untuk hangout bersama sahabat dan pacarnya itu sepertinya tidak dapat terealisasikan.
Hubungan Jeno dan Hyunjin semakin buruk saja dari hari ke hari.
Padahal, Viola rindu menghabiskan waktu dengan Hyunjin juga. Biasanya mereka seperti kakak - beradik yang akan selalu bersama dan bertengkar.
Kalau dengan Jeno mana bisa Viola menjitak cowok itu, menoyor kepala itu, mengatainya. Jeno Selalu bersikap manis dan menggemaskan padanya. Kalaupun cowok itu marah, Viola hanya ingin membuat mood nya kembali membaik.
Hyunjin membenarkan kerahnya. Menatap Viola pergi benar - benar membuatnya kesal.
Selama ini orang yang dicarinya dipanggilan pertama, Hyunjin.
Orang yang dicari-cari keberadaannya.
Orang yang dikhawatirkan ketika tidak masuk sekolah.
Sumber, gelak tawanya yang memenuhi seluruh ruangan.
Sumber kekesalannya karna ulah jahilnya.
Membantunya ketika kesulitan.
Menemaninya ketika kesepian.
Salah satu sudut bibirnya tertarik menatap punggung itu. Hyunjin berbalik melangkah kearah yang berbeda dengan mereka. Tentu saja membolos adalah pilihan cowok itu ketika moodnya sudah buruk begini.
Dulu, Viola menjadi alasan rajinnya Hyunjin masuk kelas. Setelah ini mungkin cewek itu akan menjadi alasannya kembali membolos.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Pacar (END)
Teen Fictionft. lee jeno a trilogy universe #2 Ugh, maybe lee jeno's the best boyfriend in this world? Then, you should read to make sure. [start: 26 Desember 2020] [end: 05 Mei 2023] © asasa_