;PROLOG

196 13 0
                                    

   Suara tawa dari sekumpulan orang menyambutnya ketika memasuki wilayah kantin tersebut. Dilihatnya sekumpulan anak-anak futsal yang baru saja selesai latihan berkumpul disana.

Cewek berambut sebahu yang sejak tadi tertawa lepas serta menanggapi beberapa jokes yang diberikannya temannya itu tidak lepas dari pandangannya.

Melihat bagaimana kesehariannya, bisa dikatakan cewek ini unik atau lebih tepatnya tidak tertebak.

Dalam satu hari ia bisa berganti - ganti teman mulai dari kelasnya ke kelas lain, adik kelas, bahkan kakak kelas. Jeno sampai dibuat terkejut mendapati temannya sepertinya lebih banyak dari yang diketahuinya.

"Viola?"

Mark mendapati arah pandang Jeno sejak tadi mereka menginjakkan kakinya diarea kantin. "cantik, sih." ujar kakak kelasnya itu dengan mengangkat salah satu alisnya, menggoda Jeno.

Viola yang menjadi satu-satunya perempuan disana menarik perhatiannya. Kedua matanya sampai menyipit memperlihatkan seberapa lepasnya ia tertawa, karna jokes yang dilontarkan salah satu orang disana. Tidak ada yang spesial darinya, selain keberadaannya yang mencolok akibat sendirian berada dikumpulan laki-laki. Jujur, ia membenci tipe cewek seperti itu.

Namun, gerak-geriknya lagi-lagi mencuri perhatiannya. Ketika cewek itu bangun dari posisinya dengan mengeluarkan kotak bekalnya yang berisikan tulang diberikannya kepada kucing hitam yang sedang mengendus diarea tong sampah.

"Besok aku nggak bawa ayam. Bosen." ujarnya, tanpa sadar membuatnya tersenyum ketika mendengarnya.

"La! Besok ikut nggak??"

"Nggak, ah. Hari sabtu waktunya hibernasi." jawab gadis itu yang sudah kembali duduk ditempat semula sambil memperhatikan kucing yang memakan tulang pemberiannya.

"Nggak seru, lo!"

"Nanti gue jemput." sambar salah satu cowok yang dikenalnya, Hyunjin mendekatkan tubuhnya pada gadis itu.

"Liat besok, deh." ucapnya dengan menyampirkan tasnya pada salah satu pundaknya.

"Gue lupa belum ashar. Ngga mau nemenin hangyul dineraka." ujar cewek itu lagi sontak mengundang tawa mereka semua disana.

"Bercanda, gyul. Makanya login agama gue biar masuk surga" lanjutnya dengan tersenyum mengacungkan jempolnya.

"Astagfirullah." ujar Lucas, sontak membuat Viola menunjuknya.

"Nah, cocok banget nih, lo kak. Udah tinggal syahadat." ucap Viola membuat Lucas segera menggeleng kepalanya.

Saat keduanya tidak sengaja beradu pandang, cewek itu tersenyum kecil kearahnya. Tentu saja, tidak ia balas senyuman ramah itu. Karna dirinya ini bukan sosok yang tergolong ramah.


•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[2] Pacar (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang