Four

8.5K 1.1K 377
                                    

Game, Start


————



Kring.

Suara lonceng berbunyi ketika pintu toko bunga ini terbuka dari luar menampakan sosok pria bersetelan Jas mahal milik designer ternama lengkap dengan jam Rolex di tangannya.

"Selamat datang." Pria di balik mesin kasir menyambutnya dengan malas. Siapa yang tidak malas jika harus menjaga toko bunga ini di tengah libur semesternya? Harusnya saat ini Sungchan sedang bermain di warnet bersama teman-temannya. Tapi sayangnya, ia di tugaskan untuk menjaga toko dengan ancaman uang sakunya akan di potong jika tidak melaksanakannya. Daripada Sungchan kehilangan uangnya, lebih baik menuruti permintaan kakak yang menyebalkan itu.

"Aku ingin satu buket bunga Lily." Ucap Mark tanpa mengalihkan pandangannya untuk melihat lelaki muda yang kelihatannya lebih tinggi darinya.

"Baiklah." Sungchan berjalan untuk mengambil beberapa tangkai bunga Lily segar untuk segera ia rangkai menjadi satu kesatuan.

"Kemana pemiliknya?" Mark mengitari toko bunga ini untuk melihat beberapa bunga yang di perjualkan.

Sungchan berhenti sebentar mendengar pertanyaan pelanggannya kemudian melanjutkan kegiatannya lagi.

"Oh, Bosku sedang ada urusan lain. Apa kau mengenali Bos ku?" Sungchan sibuk merangkai bunga Lily yang di pesan oleh Pria itu tadi.

Bos?

"Tidak terlalu. Aku baru mengunjungi toko ini beberapa kali." Mark masih sibuk berjalan menatap bunga-bunga yang segar. "Kau pekerja baru ya? Aku baru kali ini melihatmu."

"Iya aku baru bekerja di sini beberapa hari yang lalu." Sungchan berjalan ke arah kasirnya dengan bunga Lily yang sudah ia rangkai indah.

Bohong, Mark menyunggingkan sebelah bibirnya.

Mark berjalan ke arah kasir melihat bunga Lily nya sudah di rangkai dengan indah. Mark meraba kantong celananya dan kantong jasnya. Wajah Mark seketika terlihat panik.

"Ah, bagaimana ini? Aku meninggalkan dompetku." Mark masih sibuk mencari dompet kulitnya. "Bagaimana jika tolong sampaikan pada Bos mu untuk mengambil uangnya di kantorku?"

"Bagaimana aku bisa mempercayaimu? Kau bilang tadi baru beberapa kali mengunjungi toko ini." Sunchan mengerutkan dahinya menatap Mark.

Mark terkekeh mengambil bunganya yang di letakan di atas etalase kaca, "Katakan saja padanya, Pria tampan yang membelikannya dua mangkok Udon kembali berhutang padanya. Dan sampaikan untuk menemuiku di kantorku. Dia pasti tau dimana kantorku."

Mark berjalan meninggalkan Sungchan yang hanya mengedikan bahunya pasrah. Sungchan tak mau pening memikirkannya. Tugasnya hanya menjaga toko dan menyampaikan ucapan Pria tadi pada Kakaknya.

Tepat sebelum Mark membuka pintu, Mark membalikan badannya untuk menatap Sungchan yang ternyata sedaritadi masih menatapnya.

"Bunga mawar hitam itu, bagaimana bisa Bos mu memilikinya? Bukankah itu sangat langka di Negara kita?"

"Entahlah, Yang aku tahu bunga itu sudah lama sekali Ia memikikinya." Jawab Sungchan seadanya.

Mark mengangguk dan pergi meninggalkannya.

——————

"Jadi, sudah sampai mana pergerakan mu?" Yuta yang sibuk mengatur senjatanya bertanya pada Donghyuck yang sedang duduk nyaman di sofa dengan kacamata hitamnya.

GUNSHOT [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang