Eleven [M]

19K 941 113
                                    


Don't ever hate me




—————



Suara desahan dan kecupan basah terdengar jelas di dalam kamar Mark. Donghyuck sengaja tak menahan desahan indahnya bahkan sesekali Ia melebih-lebihkan desahan tersebut. Entah karena hari ini dia yang begitu sensitif atau hanya karena ingin memancing libido Mark. Tapi yang jelas Donghyuck sangat berisik malam ini tak seperti biasanya.

Entah sejak kapan sehelai benangpun sudah tak ada di tubuh keduanya. Mark sibuk menahan tangan Donghyuck di atas kepala dan sibuk mencumbu tubuh mungil di bawahnya. Memberi kecupan dan lumatan di setiap inci tubuhnya hingga meninggalkan bekas merah keunguan di sekitarnya. Tubuh Donghyuck menggelinjang resah di bawah kungkungan Mark. Bagaimana tidak, sentuhan Mark penuh sensual nan melecehkan. Tapi anehnya, Donghyuck sangat menikmati setiap apa yang di lakukan Mark tanpa merasa terlecehkan. Sialnya, Donghyuck mau lagi dan lagi.

"Nghhh... Mark..." Kepalanya tertelan bantal. Dadanya membusung. Desahan tak hentinya keluar dari mulut Donghyuck yang sedikit membengkak. Mark senang melecehkan gundakan merah muda kecoklatan di dada Donghyuck. Terlihat kecil menggemaskan. Rasanya Mark tak bosan menghisapnya dan mempermainkannya di dalam mulut dengan lidahnya. Membuat suara indah desahan Donghyuck tak hentinya keluar.

Donghyuck mendorong Mark agar menghentikan kegiatannya. Menuntun Pria itu menatap matanya.

Donghyuck melingkarkan tangannya di leher Mark dan dengan sengaja melingkarkan kakinya di pinggang Mark, membuat tubuh bagian selatan Mark menempel pada tubuhnya. Sesekali terasa gesekan antara dua bagian selatan mereka. Membuat batangnya semakin membesar.

"Mark... Apa masih ada Keyra di hatimu?" Matanya saling bertatap. Deru nafas Donghyuck yang tersengal terasa hangat di wajah Mark.

"Kau sudah terlalu banyak bertanya, Donghyuck. Kau selalu mencuri kesempatan untuk bertanya ketika aku sedang lengah. Kau juga lupa belum memenuhi hukumanmu yang kemarin. Jangan jadi anak nakal yang licik. Aku tak akan membiarkanmu." Mark menggerayangi leher Donghyuck, mengecup dan menggigit ceruk lehernya membuat Donghyuck lagi-lagi mendesah pasrah.

"Sampai kapan kita menjalankan peraturan bodoh itu, Mark Lee!?" Donghyuck mendorong Mark agar berhenti menggigit lehernya.

"Aku tak akan pernah menghilangkan peraturan itu, asal kau tau." Mark beranjak dari tubuh Donghyuck, mengambil handuk kimono yang tergantung di dekat tempat tidurnya, kemudian berjalan meninggalkan Donghyuck sendirian.

Donghyuck membalut tubuhnya dengan selimut. Sial! Mark Lee membuka pintu kamarnya dengan sangat lebar. Kalau nanti pengawalnya melihat tubuh indah Donghyuck bagaimana? Donghyuck bukan model bintang porno yang mau saja bertelanjang di depan orang yang tak Ia kenal. Walaupun Donghyuck suka bercinta, tapi tubuhnya hanya boleh di nikmati oleh partner bercintanya.

Tak lama, Mark datang membawa gelas berisi alkohol dan es batu kemudian di letakannya di atas nakas.

Donghyuck menaikan sebelah alisnya menatap Mark yang sedang membuka kembali handuk kimononya.

"Apa ini?" Dagu Donghyuck menunjuk minuman di atas nakas.

Mark hanya menyeringai menyibak selimut yang Donghyuck kenakan kemudian kembali naik ke atas tubuh Donghyuck.

"Wiski."

Tangan Mark bergerak meraih es batu dari dalam gelas bening kemudian meletakannya di atas tubuh Donghyuck. Sensasi dingin nan menggelitik membuat Donghyuck memejamkan matanya dan menggigit bibirnya. Perlahan tapi pasti, Es batu bergerak turun ke bawah memberikan jejak basah pada tubuh Donghyuck.

GUNSHOT [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang