Fifteen (Spoiler)

9.9K 602 98
                                    

👆🏻👆🏻👆🏻
(Teaser GUNSHOT PDF)



Chapter ini hanya berisi spoiler keseluruhan

------






Hiruk pikuk club universe malam ini terlihat lebih meriah dari biasanya. Entah ada acara apa atau seseorang memang dengan sengaja merayakan sesuatu dengan kelompoknya disini. Entahlah, Taeyong tak terlalu memperdulikannya. Malam ini Taeyong hanya ingin menghilangkan pikiran penat yang semakin hari semakin menyiksanya.

"Tak biasanya kau minum sebanyak ini." Ten pemilik club ini menghampiri Taeyong ketika sedang melihat-lihat keadaan dan melihat Taeyong yang sedang minum sendirian di bar.

"Bahkan dengan minuman sebanyak ini tak membuatku hilang kesadaran. Kenapa tubuh ini sangat kuat toleransinya dengan alkohol? Sial!" Taeyong merutuki dirinya sendiri. Biasanya tak mudah terpengaruh alkohol merupakan suatu kebanggan untuk Taeyong karena bisa mencicipi lebih banyak minuman itu dari pada temannya yang lain. Tapi hari ini, Taeyong merutukinya. Sungguh Taeyong ingin mabuk dan melupakan sejenak semua yang ada di dalam pikirannya. Toleransi terhadap alkohol di dalam tubuhnya malam ini membuat Taeyong semakin putus asa.

"Ada apa? Sepertinya masalahmu terlalu berat." Ten mencondongkan tubuhnya untuk merogohkan tangannya mengambil gelas kecil di bawah pantry. Tempat ini miliknya, jadi terserah dia mau bagaimana. Daripada dia harus berteriak memanggil karyawannya dan membutuhkan waktu lama karena pelayannya sedang melayani minuman orang lain, mengingat tempat ini sedang ramai dari biasanya. Ten lebih menilih ngambil gelasnya sendiri.

Taeyong mengedikan bahunya sekilas, "Entahlah." Taeyong rasanya ingin bercerita banyak hal dengan sahabat karibnya ini. Tapi Taeyong bingung ingin menyampaikannya dari mana karena banyak hal di kepalanya yang ingin Taeyong sampaikan.

"Kau jadi membunuh anak haram itu?" Ten menyerobot botol Tequila dari tangan Taeyong kemudian menuangkannya di dalam gelasnya.

"Sedang ku pertimbangkan." Jawab Taeyong singkat. Matanya menerawang jauh kedepan, pikirannya melayang entah kemana.

"Anak itu tak bersalah. Yang seharusnya kau bunuh itu Jaehyun. Karena dia yang sudah mencampakanmu." Ucap Ten sehabis menenggak Tequilanya hingga tak bersisa.

Taeyong hanya diam. Masih sibuk dengan isi kepalanya sendiri. Bahkan hiruk pikuk di dalam pikirannya lebih ramai daripada suasana di dalam club universe ini.

"Dari pada memikirkan hal itu, ada sesuatu yang lebih penting." Ten membenarkan posisi duduknya untuk menghadap Taeyong sepenuhnya. Wajah Ten bahkan sudah berubah menjadi serius.

"Apa?" Taeyong tampak tak acuh. Sungguh Taeyong tak terlalu perduli dengan apapun yang akan Ten katakan. Dia disini ingin menghilangkan beban pikirannya. Bukannya ingin bergunjing seperti biasa dengan Ten. Asal Ten tau, Taeyong tak memiliki waktu untuk mengurusi urusan orang lain. Masalahnya sendiri saja tak terurus.

"Lee Donghyuck bukannya bagian dari anggota mu?"

Ternyata ucapan Ten mengalihkan atensi Taeyong, membuat dirinya mentap Ten sepenuhnya. Taeyong menarik ucapannya tadi yang tak perduli dengan apapun yang akan Ten katakan. Ketika mendengar nama mantan anggotanya itu terdengar, Taeyong seketika mendapat firasat buruk.

GUNSHOT [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang