“Jika seseorang telah memberikan kepercayaan besar, maka kita harus berusaha semaksimal mungkin melakukan hal yang terbaik.”
~ Rafanza Athaar Rabbani ~
Seorang guru berjilbab biru tengah menggambar di papan tulis putih. Ia menggambarkan batu di dalam gelas dalam tiga gambar yang berbeda-beda. Batu di atas air, batu di tengah-tengah, dan batu di bawah. Wanita itu menatap seluruh muridnya.
“Amati gambar di bawah ini. Coba jelaskan mengapa posisi batu ini bisa seperti ini?” tanya wanita itu.
Seorang pemuda berkulit putih berdiri, kemudian mengacungkan tangannya. Guru itu melengkungkan bibirnya. “Silakan, Rafa. Jelaskan,” pinta guru itu.
“Batu yang di bawah itu namanya benda tenggelam. Hal ini terjadi saat massa jenis fluida lebih kecil dari massa jenis benda.”
“Bulatan yang di tengah air itu namanya melayang. Hal ini terjadi saat massa jenis fluida sama dengan massa jenis benda.”
“Kalau bulatan yang di atas air itu namanya mengapung. Hal ini terjadi saat massa jenis fluida lebih besar dari massa jenis benda.”
“Contohnya benda yang mengalami tenggelam yaitu besi baja, benda yang mengalami melayang contohnya telur, dan benda terapung contohnya sterofoam,” terang Rafa begitu serius. Wanita itu menghampiri Rafa, kemudian melengkungkan bibirnya dengan sempurna.
“Nice. Rafa, nanti setelah pelajaran, datanglah ke kantor. Saya mau membicarakan penting sama kamu,” ujar guru itu bernama Annisa.
Pemuda itu mengerutkan keningnya. “Ada apa, Bu?” tanya Rafa.
“Nanti kamu juga tahu. Datang saja,” sahut Bu Annisa.
*****
Seorang pemuda duduk di hadapan seorang wanita berjilbab biru. Wanita itu mengamati wajah pemuda itu begitu serius. Rafa merasakan jantungnya begitu berdebar.
“Rafanza Athaar Rabbani, saya sudah mengamatimu sejak kelas sepuluh awal. Kamu memiliki wawasan yang luas, perhitungan begitu cepat dan juga teliti, mengerjakan ujian selalu paling awal selesai, kamu selalu aktif di kelas, menjawab semua pertanyaan, ujian-ujian yang kamu kerjakan selama ini juga hasilnya bagus. Jadi, tujuan saya memanggilmu kesini adalah menginformasikan kabar baik padamu. Saya akan menunjukku untuk mengikuti lomba olimpiade fisika. Lombanya masih satu bulan lagi. Kita akan lomba dengan sekolah-sekolah lain se-kota. Apa kamu mau menerima tawaran ini?” jelas Bu Annisa. Rafa membulatkan mata. Ia sungguh tak menyangka akan mendapatkan tawaran seperti ini.
Olimpiade fisika? Mewakili sekolah? Ini adalah impianku. Aku harus mengambil kesempatan ini dengan baik.
Rafa mengangguk. “Baik, Bu. Rafa mau ambil kesempatan ini. Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk sekolah kita,” jawab Rafa, membuat Bu Annisa berbinar.
“Baiklah. Setiap hari, setelah pulang sekolah, datang ke tempat saya. Kita belajar sama-sama. Selesai jam lima sore. Bagaimana?” Rafa mengangguk. Sepertinya sementara waktu dirinya akan fokus belajar.
“Terima kasih, Bu. Saya akan berusaha sebaik mungkin.” Bu Annisa mengusap surai legam Rafa. Wanita itu melebarkan bibirnya di depan Rafa.
“Bagus, Rafa.”
Setelah pembicaraan Bu Annisa dengan Rafa, pemuda itu menemui dua sahabatnya. Ia menceritakan apa maksud Bu Annisa memanggilnya ke kantor.
“Bagus dong, Rafa. Masalah anak-anak, gue sama Hilma yang akan ngajar. Lo tenang aja. Lo fokus belajar aja,” sahut Ikhsan, kemudian merangkul pundak Rafa.

KAMU SEDANG MEMBACA
GOOD BYE [Sudah Terbit ❤️]
Подростковая литература⚠️ Sudah tidak lengkap ⚠️ Warning Cerita ini ada beberapa adegan kekerasan! Diambil baiknya, yang buruk buang 😊 Perzinaan memang tidak bisa dimaafkan, tetapi anak hasil perzinaan tidak bisa disalahkan. Rafanza Athaar Rabbani, menjadi objek perundu...