Nn

22.1K 2K 109
                                    

Kalau kamu tidak mau menjauh biar saya yang jauhkan.

"Cak gue cemburu ya?" tanya Gana yang menatap Triana dan Angga di pintu kantin.

Cakra mendengus. "Lo kaya baru jatuh cinta aja," sinis Cakra. Gana menggaruk lehernya dan membetulkan kacamatanya salting.

"Kalo cemburu samperin, jangan kaya cupu- eh lupa anjir lokan cupu," ejek Cakra membuat Gana mendengus.

Ia berdiri dari kursinya dan berjalan ke arah Angga dan Triana.

"Tri," panggil Gana membuat seluruh atensi menatap ke arahnya. Gana berdehem gugup. Apa semua orang di kantin bernama Tri?

"Bang Ganaaa ... Angga gangguin akuu," rengek Triana dan menggelayut manja pada Gana.

Melihat itu Angga terkekeh. "Apa yang bisa dilakuin cupu kaya gini?" Angga mengangkat alisnya meremehkan.

"Kamu lupa saya pernah mukul kamu? Saya rasa itu cukup," ujar Gana membuat Angga mengepalkan tangannya.

Bugh.

"Banci tetep banci!" desis Angga setelah melayangkan bogem pada Gana.

"Lebih banci siapa yang cuma bisa membuat onar? Sok jagoan? Saya tahu tipe-tipe seperti kamu cuma bisa merusak nama sekolah!" ujar Gana membuat semua menahan nafas.

Tak mereka sangka Gana si murid baru yang cupu bisa mengatakan itu.

Bugh.

"SIAPA ELO!" teriak Angga semakin membuat suasana memanas. "Ketua OSIS bukan! Cuma cowok cupu SOK pinter," sambungnya menunjuk Gana yang asik memegangi bibir sobeknya.

"Wess Bro! Gak usah cepu maen pukul! Pengecut!" sorak Cakra datang membantu Gana, kenapa Gana tidak kembali memukul Angga seperti pada waktu itu?

Triana menahan nafas. "Angga gue pilih Gana, cari cewek lain berhenti pukulin Bang Gana," mohon Triana membuat Angga berdecak.

"Lo kira siapa yang mau sama cewek murahan kaya LO!"

BUGH.

Gana memukul Angga hingga limbung. "Apa maksud lo murahan HAH?" teriak Gana mencengkram kerah Angga.

"Denger! Gue diem bukan berarti gue gak bisa lawan, hobi gue baca buku bukan berarti cupu. Yang tampilan kaya lo juga bisa jadi cupu!"

Bugh

Bugh

Angga tidak pernah kursus bela diri, hanya mengandalkan nekat dan berteman dengan anak jalanan, jadi gerakannya tak selincah Gana.

Semua menahan nafas, apalagi Gabri dan Fani yang langsung menyeret Triana agak jauh.

"Denger ya Angga ... lo masih bocah, gak usah ngesok!" tukas Cakra membantu melawan Angga lewat verbal.

"Kalo udah ditolak gak usah ngelak!" seru Gana dan berjalan ke arah Triana yang sudah di dampingi Gabri dan Fani diikuti Cakra.

Angga meringis lalu bangun, ia malu. "Awas lo ntar malem cupu!" sengit Angga dan berlalu pergi dari kantin.

"Bang Gana gak papa?" tanya Triana mengelus pipi Gana membuat Gana terkekeh. "Bibir saya sakit," balas Gana.

Cupu Ganteng [LENGKAP]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang