Cerah ya, secerah hati andaikata kalian putus dan mati rasa.
"Dengan ini saya skors 3 hari putri dan putra Bapak Ibu sekalian," ujar guru BK membuat keempat murid itu mengumpat dalam hati.
"Bu saya cuma pegangin Triana kan abis itu saya tolong Ibu!" seru Angga tak terima.
"Heh! Sama aja lo dukung mereka buat rundungin Gana," sela Cakra yang juga ada di ruangan itu bersama Syanum juga Gana.
"Triana kenapa dihukum juga Bu? Bukannya dia mau tolongin Gana?" tanya Sukma angkat suara.
"Ya dihukumlah! Gara-gara anak kamu ... anak saya kaya gini!" tukas Syanum menatap tajam Sukma.
"An-"
"Mah udaaah," lerai Triana melihat Ibunya akan melawan lagi.
Sukma hanya mampu menghela nafas dan menatap tajam Syanum. "Cih anak sendiri gak gentle mau nyalahin anak orang!" sungut Sukma kembali memulai perdebatan.
"Permisi! Anak saya sabuk hitam karate ... bilangin deh sama anak kamu gak usah murahan ngejar-ngejar anak saya," balas Syanum membuat Sukma naik pitam.
"Heh Bu! Salahin anak ibu ... suruh siapa ganteng," ujar Sukma terlewat santai.
Syanum terkejut, ia lantas berdecih dan melirik wanita jadi-jadian ini sinis. "Kenapa nyalahin anak sa-"
"Nah! Kaya gitu kenapa nyalahin anak saya juga hah!" potong Sukma dengan nada menang.
"IBU-IBU!!! STOP! Silahkan keluar! Kalian sudah tidak berkepentingan," seru Bu Santi menunjuk pintu keluar.
"Saya juga gak mau lama-lama," sungut Sukma dan Syanum berbarengan.
"Gak usah ikutin saya!" Lagi-lagi mereka berbicara berbarengan.
"Kalian jodoh! Sekarang keluar!" celetuk Bu Santi membuat kedua parubaya itu bergidik ngeri.
"Udah Jeng Sukma, gak enak," ujar Vera Ibunya Gabri yang diangguki Sri ... Ibu Fani.
"Pantes ngebela, udah saling kenal," sindir Syanum menatap Sukma dengan tatapan permusuhan.
"Lho? Iri? Bilang Bu," balas Sukma dan segera keluar dari ruangan.
"Sudah-sudah. Sebaiknya kita keluar!" ajak Bram, Bapak Fani. "Mari Ibu-Ibu," timpal Karim, Bapak Gabri.
Kebetulan Ibu dan Ayah Angga tidak bisa datang, jadilah ruangan tidak terlalu sibuk.
Setelah di luar ruangan, Sukma segera menghampiri Gana. "Calon mantu tante baik-baik ajakan?" tanyanya sembari mengunyel-unyel pipi Gana.
"Jangan pegang anak saya ya Bu! Nanti bisa demam," tukas Syanum segera merebut Gana dan membersihkan bekas tangan Sukma di pipi Gana.
"Ma, Gana oke," ujar Gana sembari tersenyum.
"Kita pulang! Bahkan kalau perlu Mama pindahin kamu lagi," ujar Syanum sembari mengusap rambut putranya ... air matanya bahkan sudah keluar. Gana adalah harta satu-satunya dan takkan ia biarkan Gana tergores.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupu Ganteng [LENGKAP]✅
Ficção Adolescente[LENGKAP!] "Ka-kamu bukannya cantik, kenapa suka sama saya?" "Isi dompet." "Ha?" "Iya, isi dompet abang tebel, kartunya no limit semua lagi hihi." "Apa?" pekik Gana terkejut. Bagaimana miss centil ini tahu isi dompetnya. Trianalah jadinya bila seora...