Note: berat banget nulis chaphter ini♡ huft, Takkan berakhir disini ... semuanya akan jadi, lebih baik. Wa- eh malah nyanyi wkakaka.
Ahaaha ini ngaret banget asli. Maap yaaa aku janji-janji malah update ngaret. Susah banget cari moment buat ending.
Kisah memiliki endingnya, Gana memiliki Triananya.
"Sunmori kuy!" teriak Aji pada para muda-mudi yang berkumpul di ruang tamu rumahnya. Di minggu pagi, awalnya Triana, Gabri dan Fani saja yang janjian ... namun, Gana tiba-tiba ngapel membawa buntut bernama Cakra.
Triana berdecih, "gak malu banget yang paling tua yang banyak tingkah!" Gana yang mendengar ucapan Triana hanya memperingati dengan menggeleng. Triana nyengir dan kemudian memeluk Gana yang di sampingnya.
"Tapi bener juga usulan lo Bang! SUNMORI KUY!" timpal Cakra yang juga ikut qtime bersama.
"Apapun yang lo bilang gue gak setuju!" bantah Gabri galak. Cakra nyengir, "maraaah mulu, gak boleh gitu sayang."
"Jijik!"
Fani memutar bola mata jengah. "Diem atau gue bekep mulut lo berdua!"
"Kalian kok diem-diem aja? Biasanya paling bucin," komentar Triana pada Aji dan Fani yang dari tadi asik berdiam diri.
Fani memalingkan muka seakan enggan menyapa Aji, sedangkan Aji ikut memalingkan muka juga.
"Kemana?" tanya Gana membuka suara. "Kemana-mana hati Triana senang kalo ada Bang Gana," balas Triana menggoda Gana membuat Gana tersenyum tipis dan mengacak rambut Triana.
"Gak kuliah Bang?" tanya Gana dibalas gelengan oleh Aji.
"Tinggal nunggu sidang doang," ujar Aji membuat Gana terkejut. "Jauh ya Bang berarti jarak umurnya sama Fani?" tanya Gana diangguki Aji.
"Heh Gana! Apa lo bawa-bawa gue!" protes Fani dengan muka sensi. "Ya suka-suka Bang Ganalah! Cuma nanya ini!!" Tentu saja Gana tak akan mau membalas ucapan Fani. Yang itu, yang berbicara itu ialah Triana yang dengan antusias memarahi Fani.
"Siap-siap! Kita keluar kota," tukas Aji membuat semua kecuali Gana membelalak.
"Kemana?"
"Banten, Sawarna," balas Aji membuat semuanya semakin membelalak.
"Boleh! Bang Gana aku mau," rengek Triana. Gana mengangguk dan dibalas senyum tulus.
"Gana lo gak usah gitu! Gue baper anjir!" seru Gabri diangguki Fani. "Berdamage," timpal Fani. Tentu saja Triana sudah siaga satu, ini namanya konspirasi menikung langsung di depannya.
"Pake mobil siapa? Gue gak mau beda-beda mobil," celetuk Cakra membuat Aji berpikir. "Kayanya mobil keluarga gue aja deh, bawa dompetkan? Biar gak usah pulang, tinggal beli baju. Gue cuma mau nanggung Fani, yang lain ogah!"
Ucapan Aji sontak membuat Triana membelalak. "Gue adek lo!" cetus Triana dengan muka tak enak. "Eh- Tri, sorry Aji cuma boongan kok," sela Fani tak enak, bagaimanapun restu Triana adalah yang utama.
"Sans ajalah, Aji gak gitu ... lagian gue punya ATM no limit berjalan," ujar Triana genit menatap Gana yang hanya terkekeh singkat.
"Dompet sih aman! Yang gak aman outfit," protes Cakra karena mereka hanya menggunakan celana pendek dan kaos distro biasa. Begitupun para cewek yang hanya menggunakan baju pendek dan jeans santai biasa.
"Yang ganti denda!" ikrar Aji membuat Cakra hanya menghela nafas pasrah.
"Kuy buruan!" seru Aji antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupu Ganteng [LENGKAP]✅
Fiksi Remaja[LENGKAP!] "Ka-kamu bukannya cantik, kenapa suka sama saya?" "Isi dompet." "Ha?" "Iya, isi dompet abang tebel, kartunya no limit semua lagi hihi." "Apa?" pekik Gana terkejut. Bagaimana miss centil ini tahu isi dompetnya. Trianalah jadinya bila seora...