Gana: pensiun berjuang sekarang!
Triana: enggak! Sekarang berjuangnya sama-sama biar romantis.Triana memandang kaca pintu ICU di depannya dengan mata berkaca-kaca, didalamnya ada Gana yang tak sadarkan diri.
"Apaan sih ini baru aja gue sama Gana mau uwu-uwuan," keluh Triana dan mendudukkan dirinya di samping Cakra yang sudah terbalur oleh banyak perban. Ia tak perlu di rawat, lukanya tak separah Gana.
Cakra mendesis. "Makan tuh uwu!" kesal Cakra. Ia melempar bekas perban yang sedari tadi ia coba buka.
"Ih jorok! Siapa tau ada kumannya!" pekik Triana yang hanya ditanggapi main-main oleh Cakra.
"Tapi gue serius, gue takut banget ... Bang Gana celaka gara-gara gue seharusnya dari dulu gue ngejauh Cak. Bener kata lo, lingkungan gue terlalu toxic," lirih Triana. Cakra gelagapan, apa ratu setan insaf?
"Gue ngomong gitu cuma biar lo jauhin Gana, dia punya pacar! Bukan sekarang yang udah sama-sama suka. Masa lo bodoh sih," cerocos Cakra membuat Triana memegang pelipisnya lebay.
"Aduuh pusing banget! Lo diem gak usah kaya cewek deh! Hiks Bang Gana gue!! setan emang yang namanya Angga. Lapor polisi aja!" seru Triana menggebu-gebu.
Cakra menggeleng. "Gue udah bilang ke Om Galih, Om Galih gak akan diem aja. Dan gue harap setelah ini lo paham Tante Sukma bakal kaya gimana," ujar Cakra membuat Triana makin menutup mukanya.
"Sial gue lupa mama mertua gue cosplay-an macan," ringis Triana, ia mengusap kasar mukanya.
Ceklek.
Dokter keluar dari ruangannya, Triana langsung berdiri diikuti Cakra.
"Kalian siapanya? Sudah lapor orangtuanya?" tanya dokter itu membuat Triana mendengus.
"Om dokter bilang keadaan Gana aja langsung!" seru Triana yang sudah khawatir dengan keadaan Gana.
"Gak bisa! Kalian berdua terlalu kecil. Hadeeh dasar remaja! Mana orangtuanya!" balas dokter itu membuat Triana makin melotot.
Cakra menutup mukanya malu. "Dok nanti saya telfon orangtuanya. Sekarang Gana boleh dijenguk?" tanya Cakra.
Si Dokter mengangguk. "Boleh, tapi harus tenang. Kalau pasien sadar panggil saya, saya permisi," ujarnya dan berlalu pergi.
Triana tanpa menunggu apapun masuk ke ruang ICU. Disana Gana terbujur tak sadarkan diri. Triana langsung berlari ke arah brankar Gana.
"Hiks Bang Gan maafin Triana. Triana sayang banget sama Bang Gana. Bang Gana bangun please, Triana nunggu Bang Gana nembak Triana. Kapan Bang?" Triana terus mengoceh entah pada siapa. Cakra mendesis pelan sebelum akhirnya memilih keluar menuju kantin sambil menunggu kedatangan Galih yang dari Singapure, ia ada rapat relasi dan mendengar anaknya babak belur lagi ia harus kembali secepatnya. Sedangkan Syanum, ia ada tugas dinas yang benar-benar urgent dan tidak bisa ditinggalkan jadilah ia datang 3 hari lagi.
Cakra menghela nafas. Kenapa sekarang jadi terlihat Syanum yang egois mementingkan pekerjaannya? Tidak! Itu tidak benar. Cakra kadang prihatin dengan hidup sahabatnya yang tidak kekurangan sepeserpun bahkan dapat kembalian, namun dulu ... saat baru masuk Gana adalah orang benar-benar ansos, bahkan bukan introvert, ini sudah ansos. Ia hanya bicara ketika ditanya guru, membiarkan dirinya dibully dan sebagainya Gana tetap membisu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupu Ganteng [LENGKAP]✅
Подростковая литература[LENGKAP!] "Ka-kamu bukannya cantik, kenapa suka sama saya?" "Isi dompet." "Ha?" "Iya, isi dompet abang tebel, kartunya no limit semua lagi hihi." "Apa?" pekik Gana terkejut. Bagaimana miss centil ini tahu isi dompetnya. Trianalah jadinya bila seora...