C

35.5K 3.9K 313
                                    

Hari ini parkiran begitu ramai, ada yang berjalan cuek, ada yang tebar pesona, ada yang berhenti untuk membaca buku di atas motornya, ada yang bergosip ada ada juga yang seperti Triana, Gabri dan Fani ... berdiri memandangi orang yang berlalu lalang. Lima menit lalu memang bell pulang sudah berdering.

"Gana bisa cemburu gak yaa?"
"Bisa tapi bukan sama lo."

Triana menengok ke arah Gabri saat mendengar sahutan begitu sadis dari temannya itu, ia mencebikkan bibir tak terima. "Sakit hati gue dengernya."


"Ihh apa hebatnya Gana sih? Sampe lu kaya orang kesurupan gini ngejar ngejar Gana?" Gabri mendengus sebal karena dari kemarin jiwa Triana hanya tentang Gana! Gana! Gana!

Fani mengangguk sebelum akhirnya ikut menimpali. "Gue setuju kalau dompet dia hebat, sisanya gak ada."

"Ish! Gana itu ganteng, Gana pinter, dan Gana bangkitin jiwa kepo juga matre gue dari dompetnya, bayangin kalo gue jadi pacarnya ... seromantis apa!" Triana berucap dengan ekpresi seolah-olah menerawang, membuat kedua sahabatnya bergidik.

"Gila Lu Tri! Hari ini kemungkinan lu dapetin Gana cuma 0,99% sisanya gak ada." Fani mengguncang bahu Triana yang ada di sampingnya, ia benar-benar gemas dengan Triana dan perbucinannya.

"Makasi 0,99%nya buat hari ini, kemaren diagramnya minus, hari ini desimal, besok semuga 1%," sahut Triana enteng, ia tersenyum begitu manisnya tak tersinggung dengan ucapan Fani.

"Lu harus test kejiwaan!"
"Gue setuju Gab!"


"Gue penasaran Gana pake sepeda jenis apa." Gabri tersenyum meremehkan, menatap Triana yang masih mengedarkan pandangan mencari-cari sosok yang sedari tadi mereka incar.

Bukannya tersinggung, Triana malah mengedikkan bahu dan lagi-lagi tersenyum manis. "Makin romantis dong Gab."

"Hah?" Fani dan Gabri kompak ber-hah mendengar ucapan Triana, semua negatif yang Fani dan Gabru lontar sudah berhasil diubah positif dalam pandangan Triana.

"Dan tunggulah, Aku disana, memecahkan ... celengan rinduku, berboncengan denganmu mengelilingi kota menikmati surya perlahan menghilang NANANA."

Membayangkan Gana yang membonceng Triana di atas sepeda ontelnya membuat Triana sumringah, ia bahkan sudah bernyanyi dan menggerakkan badannya.

Betapa romantisnyaa, begitu bayangan Triana.

"Kenapa dia nyanyi Gab?"
"Terlalu garis biru bangett pikirannya."

Triana terbahak, ia menatap Gabri dan Fani yang asik memijat pelipis. "Makasi yaa ... berkat kalian halu gue lancarr."

Fani dan Gabri hanya mendengus pasrah. Saat matanya memutar, tak sengaja ia melihat Gana yang tengah duduk memasang helm.

"Itu Gana!" pekik Gabri membuat Triana menatap keduanya tak percaya dan saat pandangannya beralih, benar saja. Gana bersiap untuk menjalankan vespa kuning, padahal Gana biasa saja tapi terlalu memikat di mata Triana.

"GANAAA!" teriak Triana membuat semua atensi menatap kearahnya. Bukan Triana yang merasa malu, namun kedua sahabatnya yang asik meringis. Saat Gana menghentikan lajunya dengan terburu-buru Triana berlari ke arah Gana.

Cupu Ganteng [LENGKAP]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang