*budayakan vote sebelum membaca supaya penulis semakin semangat!!
yang baca doang tapi nggak vote meresahkan yaa bund😌
jangan lupa follow akun wattpad ini supaya nggak ketinggalan update ceritanya yaa, thank you.
__________________________________________"Menurut kalian siapa yang pantas menjadi leader disini?" tanya Profesor Albert Mattew.
Pertanyaan itu langsung dijawab oleh anak-anak gen Z dengan menyebutkan nama salah satu diantara mereka.
"Patrick!" jawab anak-anak gen Z hampir serempak.
"Saya, Prof." ucap Juna disaat yang bersamaan.
Mendengar itu, anak-anak gen Z semua menoleh ke arah Juna, begitu pun Devan yang berada disampingnya cukup terkejut.
"Jun, jangan maen-maen Lo."
"Siapa yang maen-maen sih, gua serius Dev." sahut Juna pelan.
"Oke, Patrick. Kamu jadi leader mereka!"
"Loh, kenapa Patrick yang jadi leader, Prof? Jelas-jelas disini hanya saya yang mengajukan diri." Juna berdiri dari duduknya karena sedikit protes. Wajahnya seketika berubah menjadi kesal.
"Tapi kami merasa Patrick lebih pantas menjadi leader kami." April menimbrung perdebatan sambil berdiri dari duduknya.
"Apa tolak ukurnya?" tanya Juna lantang.
"Saya pikir Patrick akan lebih bijak jika menjadi leader, sejak awal kita bertemu satu sama lain dia yang paling berusaha untuk menjaga satu sama lain dan selalu berusaha fokus pada pemecahan masalah."
Juna terdiam mendengar jawaban April. Dirinya tertampar oleh kenyataan bahwa selama ini dia dianggap paling menyusahkan teman-teman gen Z yang lain karena tindakannya.
"Tapi apa tidak sebaiknya dilakukan voting supaya lebih adil dan kita memberikan kesempatan Juna untuk mencalonkan diri menjadi leader disini." ucap Yuka, remaja yang ditemui Juna kemarin.
"Untuk apa voting lagi? Sudah jelas suara mayoritas disini memilih Patrick."
"Tapi Patrick sendiri tidak mengajukan diri." ucap Juna menunjuk ke arah Patrick.
"Saya mengajukan diri." jawab Patrick lalu berdiri.
"Baik, kalau begitu Patrick kamu jadi leader disini karena kamu usiamu yang paling tua diantara teman-teman gen Z yang lain."
"Saya tidak terima, Prof." suara Juna meninggi. Devan pun yang duduk disampingnya berusaha untuk menahan amarah Juna.
"Bagaimana bisa kepemimpinan seseorang ditentukan hanya karena dia lebih tua usianya." Juna melanjutkan bicaranya.
"Jun, sabar." kata Devan pelan.
"Baik, begini Juna..."
"Nggak bisa, Prof. Ini nggak adil banget. Bagaimana kota kita bisa kita selamatkan kalau demokrasi seperti ini saja dimatikan." ucap Juna semakin kesal.
"Bisa diam dulu tidak?" tanya Profesor Albert Mattew.
"Tidak. Bagaimana saya bisa diam dengan hal seperti ini? Ini sangat tidak adil bagi saya dan mungkin yang lainnya."
"Tahu apa kamu soal keadilan?" tanya Profesor Albert Mattew membuat Juna terdiam.
Tiba-tiba saja Juna berjalan meninggalkan ruangan aula bersama. Seluruh anak-anak gen Z seketika melongo melihat amarah Juna.
![](https://img.wattpad.com/cover/242523538-288-k270109.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Twelve Missions of Z's Generation
Science FictionSetelah penelitian Profesor Albert Mattew (salah satu profesor ternama) muncul di permukaan publik dan terdengar hingga ke pemerintah kota Gregarious. Bryan Alkessio, sang Walikota mengumumkan secara resmi akan melakukan program pendampingan khusus...