*budayakan vote sebelum membaca supaya penulis semakin semangat!!
jangan lupa follow akun wattpad ini supaya nggak ketinggalan update ceritanya yaa, thank you.
__________________________________________Setelah rapat perundang-undangan selesai, Patrick dengan berani berjalan menemui sang wali kota Gregarious, Bryan Alkessio. Ia ingin mengucapkan selamat tinggal sekaligus merayakan kemenangannya kali ini.
Patrick ingin memperingatkan bahwa ini akan menjadi awal dari perjuangan keadilan di kota Gregarious sekaligus merupakan awal dari kehancuran kekuasaan orang di depannya.
"Selamat atas keberhasilannya, saya hargai usaha kalian hari ini."
Belum sempat bicara, rupanya Pak Bryan Alkessio sudah tahu kemana arah pikiran Patrick. Seraya menyambut jabatan tangan dari sang wali kota, Patrick angkat bicara.
"Ini baru permulaan," ujar Patrick dengan serius. Matanya tajam menatap Bryan Alkessio.
"Kita lihat saja apa kamu sudah melakukan hal yang benar atau tidak."
"Saya tidak peduli! Sebentar lagi kekuasaan anda akan hancur!"
"Kamu kenal orang itu?" tunjuk Bryan Alkessio ke arah belakang Patrick.
Patrick menoleh ke belakang. Ia melihat seorang pria tua berkumis yang ditunjuk oleh sang wali kota. Pria tua yang sedang mengenakan kemeja hitam rapih dengan Jaz abu-abu sedang mengobrol dengan salah seorang anggota dewan yang sangat berpengaruh, Bu Ghassani.
"Memangnya ada apa dengan orang itu?"
"Kamu akan menemukan jawaban dari pertanyaan mu sendiri." ujar Bryan Alkessio lalu pergi meninggalkan Patrick.
Patrick sangat kaget saat ia melihat orang yang ditunjuk Bryan Alkessio adalah orang yang pernah ia temui. Dia adalah Pak Dewo, orang yang mengaku sebagai ayah dari April. Orang yang telah berusaha menghipnotis April dan ingin memiliki rencana jahat saat mengumpulkan anak Gen Z. Begitu yang diceritakan Devan saat ia melihat masa lalu April.
Apa yang disampaikan Devan kini menambah keyakinan Patrick bahwa Devan punya peran penting dalam membantu menyelesaikan semua permasalahan yang ada saat ini. Dengan menggunakan kemampuan khusus yang dimiliki, Devan mampu memberikan titik terang. Selama pergi, untung saja Patrick sudah meminta Radius untuk menjaga Devan baik-baik.
Devan bisa mencari tahu apa saja yang sedang terjadi. Dengan begitu, anak-anak Gen Z dapat dengan mudah memikirkan bagaimana langkah selanjutnya yang harus diambil untuk mengatasi kekacauan kota Gregarious.
Saat berbalik badan, Patrick melihat Pak Dewo berjalan cepat meninggalkan Bu Ghassani sendiri. Tanpa berlama-lama lagi, Patrick segera menyusul mereka. Namun langkahnya terhenti saat seseorang memanggil namanya.
"Patrick!"
Patrick mencari sumber suara dan menemukan Razzan berjalan ke arahnya.
"Itu foto apa?" tanya Patrick saat dirinya melihat Razzan memegangi sebuah foto yang tercetak.
"Ini foto gua, nyokap dan om gua."
"Om?" tanya Patrick saat memegang foto yang diberikan Razaan.
"Iya, gua nggak sabar untuk bertemu mereka. Akhirnya perjuangan kita terbayarkan sekarang."
"Lo yakin itu Om, lo?"
"Hah? Maksudnya?" tanya Razzan sedikit bingung.
"Nggak, kayanya gua salah liat. Orang itu mirip banget sama bokap gua."

KAMU SEDANG MEMBACA
Twelve Missions of Z's Generation
Science FictionSetelah penelitian Profesor Albert Mattew (salah satu profesor ternama) muncul di permukaan publik dan terdengar hingga ke pemerintah kota Gregarious. Bryan Alkessio, sang Walikota mengumumkan secara resmi akan melakukan program pendampingan khusus...