*budayakan vote sebelum membaca supaya penulis semakin semangat!!
__________________________________________2 jam sebelum terjadi kekacauan di kota Gregarious.
"Praaaaaak!!" Suara piring jatuh dari atas meja . Terjadi sebuah perdebatan cukup menegangkan antara pasangan suami istri.
"Sudah cukup mas, nggak ada uang lagi yang tersisa, kalau kalung ini kamu ambil, kita udah nggak punya simpanan uang lagi, bagaimana dengan makan anak-anak nantinya?" ucap seorang istri dan ibu dari 3 orang anak ini.
"Aku nggak mau tahu, pokoknya sini kalungnya, aku butuh uang, Sri! Kamu ngerti nggak sih?" bentak Pak Prasetya, kepala keluarga di rumah itu.
Sementara Arjuna Prasetya yang berusia belum genap 15 tahun bersama kedua adiknya sedang bersembunyi dari balik pintu kamar. Adik pertamanya bernama Juliana Prasetya usia 13 tahun, sementara adik keduanya yang bernama Raihan Prasetya berusia 9 tahun. Mereka sembunyi dengan rasa ketakutan.
"Apa kamu nggak mikirin gimana makan anak-anak nanti, mas?"
"Udah, itu kan masih nanti, gampang!" Pak Prasetya mengelak dan berusaha mengambil kalung istrinya.
"Sini cepetan kasih kalungnya! aku butuh untuk bayar utang sekarang!" paksa Pak Prasetya.
"Kamu bohong, mas! Ini pasti uangnya untuk selingkuhan kamu kan?" tanya Ibu Juna sambil tetap mempertahankan kalungnya.
"Kurang ajar! Paaaaaak! Paaaaaak!" sebuah tamparan keras dari tangan seorang laki-laki mendarat di pipi ibu dari 3 anak itu hingga tubuhnya terjatuh ke lantai. Seketika Juna dan kedua adiknya keluar dari kamar sambil menangis dan berlari untuk memeluk ibunya.
"Ayah, stop! Ayah jangan pukul ibu!" pinta Juli, anak kedua di keluarga itu.
"Ibu, ibu nggak apa-apa, Bu?" tanya Juna yang mencoba membangunkan ibunya.
Sementara sang ayah dengan wajah telernya tetap merebut paksa kalung dari leher Ibu Juna. Setelah mendapatkan kalung itu, sang ayah lalu pergi membawa tasnya meninggalkan istri dan anak-anaknya di rumah itu.
______________________
Jalan Patrius No.12
"Dad, ini serius aku ke Jepang hari ini banget?"
"Dad, ini serius aku ke Jepang hari ini banget?" tanya Febrians AJ sekali lagi, ia benar-benar masih tidak mengerti mengapa orangtuanya meminta dirinya liburan semendadak ini.
"Iya, Febrians AJ. Sudah siap berangkat? Hari ini kamu di antar ke bandaranya sama Mas Dibyo."
Mas Dibyo adalah supir pribadinya sejak kecil.
"Mom, aku bawa gadget ini ya?" tunjuk Febrians ke ibunya. Ia menunjukan gadget super canggihnya yang berbentuk tablet. Sementara headphone yang tak kalah canggihnya pun sudah tersangkut di lehernya.
"Boleh, sayang!" jawab ibunya tersenyum manis.
"Yaudah, aku berangkat dulu!" ucap Febrians pamit untuk memeluk ayah dan ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twelve Missions of Z's Generation
Ciencia FicciónSetelah penelitian Profesor Albert Mattew (salah satu profesor ternama) muncul di permukaan publik dan terdengar hingga ke pemerintah kota Gregarious. Bryan Alkessio, sang Walikota mengumumkan secara resmi akan melakukan program pendampingan khusus...