*budayakan vote sebelum membaca supaya penulis semakin semangat!!
jangan lupa follow akun wattpad ini supaya nggak ketinggalan update ceritanya yaa, thank you.
__________________________________________Devan memejamkan mata menuruti permintaan Juna untuk melihat masa lalu Profesor Albert Mattew. Kali ini ia sungguh melakukan itu dengan sangat terpaksa. Devan mengambil napas dan menghembuskannya pelan. Sementara Juna yang kini berada di depannya hanya menunggu dengan perasaan sedikit cemas.
Keringat Devan mulai bercucuran pertanda bahwa dirinya sudah memasuki alam bawah sadar dan menerawang masa lalu dari seorang profesor Albert Mattew yang dicurigai Juna. Tak beberapa lama, tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar. Juna yang mendengar itu sontak sedikit panik dan langsung berjalan mendekati pintu.
Bukannya membuka dan memeriksa siapa yang mengetuk, Juna justru mengunci pintu rapat-rapat. Ia tidak ingin membiarkan seseorang di luar untuk masuk dan mengacaukan apa yang sedang Devan lakukan untuknya.
Mendengar bunyi pintu terkunci, Radius yang berada di balik itu mengetuk lebih keras dan berusaha mendorong pintu. Usahanya tak berbuah hasil apa-apa karena Juna mengabaikan panggilannya. Sementara Devan masih berfokus dengan apa yang dilakukan. Keringatnya sudah begitu membasahi tubuhnya.
"Dev! Devan!"
"Jun! Juna!"
Radius berkali-kali memanggil nama kedua penghuni kamar itu. Semakin keras panggilannya, semakin keras pula ketukan pintu yang membuat Juna bingung dan panik. Juna berjaga-jaga agar proses penglihatan masa lalu oleh Devan tidak gagal. Karena panik, Juna pun segera meminta Devan cepat melakukan dan menyudahinya.
"Dev, ayo cepet lihat masa lalu yang banyak." kata Juna mendekati Devan.
Sementara Devan hanya diam tak menjawabnya. Radius masih terus mengetuk pintu dan membuat Juna semakin panik. Ia pun langsung saja meneriaki Devan dan memegang kepala Devan dari belakang dan berteriak di dekat telinga Devan.
Juna meneriaki Devan dan memintanya untuk mempercepat aktivitasnya.
"Dev, cepetan! Ayo cepet lihat masa lalu Profesor Albert Mattew! Lihat semua masa lalunya! Pokoknya dari awal rencana jahat dia! Dev, Lo pasti bisa!"
Apa yang dilakukan Juna sangat menggangu konsentrasi Devan. Sementara keringat Devan semakin bercucuran. Pintu kamar semakin lama semakin keras berbunyi karena Radius berusaha mendobraknya.
"Devaann! Ayo cepet! Lo pasti bisa lihat masa lalunya! Ayo, Dev. Cepetan!!" teriak Juna yang semakin menggangu konsentrasi Devan.
Seketika pikiran Devan sangat kacau hingga dirinya berteriak dengan kencang. Juna tetap meneriaki Devan dan memerintahkannya untuk melihat masa lalu Profesor Albert Mattew lebih jauh. Sementara Radius dari luar kamar yang mendengar suara teriakan semakin khawatir dengan yang terjadi di dalam.
Radius mendobrak pintu sekuat tenaga dan...
*Braaakkk
Suara pintu terbuka. Radius melihat Devan berteriak histeris dengan keringat yang bercucuran. Ia juga melihat Juna yang sedang memegang kepala Devan dan memaksa Devan melakukan apa yang dimintanya.
Devan pun berteriak histeris hingga Juna pun menyadari bahwa ada yang aneh dari Devan. Juna melepaskan tangannya dan terdiam melihat Devan.
"Juna, Lo apain Devan?" tanya Radius sedikit teriak.
![](https://img.wattpad.com/cover/242523538-288-k270109.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Twelve Missions of Z's Generation
Ciencia FicciónSetelah penelitian Profesor Albert Mattew (salah satu profesor ternama) muncul di permukaan publik dan terdengar hingga ke pemerintah kota Gregarious. Bryan Alkessio, sang Walikota mengumumkan secara resmi akan melakukan program pendampingan khusus...