*budayakan vote sebelum membaca supaya penulis semakin semangat!!
jangan lupa follow akun wattpad ini supaya nggak ketinggalan update ceritanya yaa, thank you.
__________________________________________Kepergian Patrick menjalankan misinya membuka kesempatan yang lebar bagi Juna untuk membujuk Devan hingga menggunakan kemampuan khususnya. Juna masih menaruh kecurigaan pada Patrick dan Profesor Albert Mattew.
Satu-satunya orang yang kini memihak Juna adalah Yuka, orang yang ditemuinya saat ia berlari dikejar para hunter. Sementara anak-anak Gen Z yang lain masih mempercayai Patrick sebagai leader mereka.
"Juna!" tiba-tiba muncul suara bersamaan sosok orangnya, dia adalah Yuka yang dari balik pintu kamar Juna dengan napas ngos-ngosan.
"Kenapa, Ka? Lo kenapa lari ngos-ngosan gitu?"
"Ikut gua, sekarang!"
"Tapi gua lagi nunggu Devan." jawab Juna.
Beberapa menit yang lalu, Devan baru saja keluar dari kamar mereka dan sedang pergi ke toilet. Juna pun bermaksud akan menanyai kejelasan dari apa yang dicurigainya selama ini.
"Ayo!" pinta Yuka.
"Gua ada urusan penting sama Devan, Ka." ujar Juna menolak.
"Ini lebih penting. Tentang komputer yang waktu itu kita cari."
"Hah, Komputer?" kaget Juna.
"Iya, ayo!"
Juna bergegas keluar dari kamarnya. Yuka membawanya menelusuri bangunan yang sudah menjadi tempat tinggal mereka selama ini. Ternyata sedari kemarin Yuka mencari-cari apa yang Juna ingin tunjukkan saat itu. Sebuah ruangan yang berisi komputer-komputer CCTV untuk melihat rekaman siapa yang telah meracuni Patrick.
Juna dan Yuka pergi diam-diam ke sebuah ruangan yang anak-anak Gen Z tidak tahu. Mereka semua selama ini tidak pernah masuk ke ruangan itu. Mereka hanya berlalu-lalang antara ruang kamar, ruang tengah, ruang makan, ruang kesehatan, aula bersama dan toilet.
Tidak ada satupun anak Gen Z selain Juna dan Yuka yang pergi ke ruangan itu karena posisinya benar-benar tersembunyi. Jika berjalan ke arah ruang kesehatan dan jalan lurus menelusuri lorong, disana mereka akan melihat sebuah pintu. Saat membuka pintu tersebut, disana akan terdapat banyak ruangan-ruangan kecil lainnya.
"Kita yakin nih masuk? Nanti kalau ada yang liat gimana?" tanya Juna sedikit meragu saat tiba di depan pintu.
"Apa lo nggak penasaran dengan komputer CCTV itu? Kalau nggak mencurigakan kenapa CCTV-nya harus dipindahkan ke ruangan lain? Bukankah komputer CCTV yang lo liat di ruangan yang kemarin lo tunjukkan ke gua?" tanya Yuka berusaha menghilangkan keraguan Juna.
Juna diam sejenak, kemudian ia langsung membuka pintu yang tidak terkunci dan mencari keberadaan ruang komputer CCTV itu.
Mereka berdua pun berhasil menemukan apa yang mereka cari. Betapa terkejutnya saat mereka melihat komputer-komputer yang menyala.
"Apa ini?" tanya Yuka sedikit terkejut dan bingung.
Sementara komputer-komputer yang mereka lihat sedang menampilkan foto-foto ke-12 anak Gen Z beserta informasi seperti data diri dan lainnya.
"Kenapa ada foto kita semua?" tanya Juna yang sangat bingung.
"Jun, liat ini!" tunjuk Yuka ke salah satu komputer yang menunjukkan foto wajah Patrick.
Selain ada informasi data diri, disana juga terdapat semacam persentase kemampuan dari setiap anak Gen Z. Patrick menjadi satu-satunya anak Gen Z yang memiliki persentase kemampuan 100% dan telah berhasil menyelesaikan misinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Twelve Missions of Z's Generation
Science FictionSetelah penelitian Profesor Albert Mattew (salah satu profesor ternama) muncul di permukaan publik dan terdengar hingga ke pemerintah kota Gregarious. Bryan Alkessio, sang Walikota mengumumkan secara resmi akan melakukan program pendampingan khusus...