*budayakan vote sebelum membaca supaya penulis semakin semangat!!
yang baca doang tapi nggak vote meresahkan yaa bund😌
jangan lupa follow akun wattpad ini supaya nggak ketinggalan update ceritanya yaa, thank you.
__________________________________________Seluruh anak Gen Z bangun pagi dan bersiap-siap untuk mengikuti program pendampingan khusus seperti biasa. Profesor memberitahu kabar baik bahwa salah satu anak Gen Z sudah berhasil menentukan misi hebatnya.
Dia adalah Patrick, sang leader diantara mereka. Misi utama Patrick adalah menghapus kebijakan terkait regulasi pemerintah kota yang melarang pernikahan dengan warga negara asing.
Setelah Patrick melakukan risetnya sejak lama, ia mendapati bahwa sedikitnya ada sekitar dua ratusan orang terdampak kebijakan ini. Termasuk terkena sanksi di deportasi ke negara asalnya masing-masing. Ayah Patrick pun merupakan salah satunya.
"Baik, Patrick sudah menentukan misi yang akan dijalaninya. Saya berharap kalian juga bisa segera menentukan misi kalian masing-masing. Saya sangat percaya bahwa kalian adalah orang-orang hebat yang ada di Generasi Z." kata Profesor lalu meninggalkan aula bersama ketika usai mengisi materi pendampingan.
April beranjak dari kursinya dan menghampiri Patrick. Begitu pun yang lain menoleh ke arah Patrick.
"Pat, gimana caranya?" tanya April.
"Ya gua cuma tinggal nentuin aja. Gua nentuin misi yang bisa juga untuk menyelamatkan kepentingan banyak orang termasuk keluarga gua sendiri."
"Jangan bohong, Pat!" seru Devan tiba-tiba. Cukup mengejutkan anak Gen Z yang lain.
"Bohong gimana maksudnya?" tanya Patrick.
"Ada apa dengan Devan? Kenapa dia tiba-tiba bilang gitu?" bisik Yuka ke Juna.
"Devan punya kemampuan bisa ngeliat masa lalu, mungkin dia abis ngeliat masa lalunya Patrick." ucap Juna pelan disamping Yuka.
"Hah, seriusan?" tanya Yuka pelan. Rupanya ia sedikit terkejut mendengar ucapan Juna.
Juna mengangguk. Sementara Devan kemudian menjawab pertanyaan Patrick.
"Iya, bukannya lo udah riset tentang misi ini jauh sebelum lo ada disini?"
"Oh, iya. Itu benar." jawab Patrick cepat.
Patrick kemudian menjelaskan ke anak-anak Gen Z bahwa dirinya memang sudah melakukan riset dengan mengumpulkan data tentang kejadian saat pemerintah kota mengeluarkan kebijakan dan regulasi mengenai pelarangan pernikahan warga negara asing.
Hal tersebut Patrick lakukan dengan mencari data dari sumber pemberitaan termasuk data berapa banyak orang yang di deportasi oleh pemerintah, termasuk Ayahnya.
Regulasi yang dikeluarkan pemerintah sangat tidak adil dan dinilai adalah bagian dari tindak diskriminasi. Hal ini jelas merupakan aturan yang menyampingkan nilai kemanusiaan dan hak asasi. Namun saat tahun 1997, kepemimpinan Bryan Alkessio sangat otoriter dan tidak ada masyarakat yang mampu dan berani menentang itu.
Saat jam istirahat tiba, Patrick berjalan mengikuti Devan dari belakang. Saat Devan masuk ke toilet, Patrick menunggunya di depan. Sepertinya ia ada rencana.
"Patrick." panggil Devan saat dirinya keluar dan melihat sang leader diantara anak-anak Gen Z saat ini.
"Dev, ada yang mau gua omongin."
"Iya, kenapa?" tanya Devan.
"Ayo ikut gua sekarang!" perintah Patrick. Ia membawa Devan masuk ke dalam kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twelve Missions of Z's Generation
Ciencia FicciónSetelah penelitian Profesor Albert Mattew (salah satu profesor ternama) muncul di permukaan publik dan terdengar hingga ke pemerintah kota Gregarious. Bryan Alkessio, sang Walikota mengumumkan secara resmi akan melakukan program pendampingan khusus...