E4 : Pertemuan

13.5K 4.1K 1.6K
                                    

*budayakan vote sebelum membaca supaya penulis semakin semangat!!
__________________________________________

Suasana kota Gregarious semakin tidak terkendali. Penduduk kota meninggalkan semua aktivitasnya, termasuk ada yang kembali ke dalam rumah untuk sembunyi dan ada juga yang dengan senang hati berlarian menjadi seorang "hunter" untuk menangkap dan membunuh anak-anak generasi Z satu persatu. Semangat penduduk membabi buta karena mengejar apa yang akan menjadi imbalan untuk mereka apabila berhasil membawa jasad generasi Z.

Justru di tengah ketegangan dan kekacauan ini, masih ada saja oknum-oknum yang memanfaatkan keadaan. Sejak munculnya sayembara pemusnahan generasi z, keadaan kota menjadi semakin menyeramkan. Sementara generasi z berusaha untuk menyelamatkan dirinya masing-masing, termasuk Jan Patrick yang kini rumahnya di incar oleh para "hunter".

Usai Patrick melihat apa yang menjadi pemberitaan di televisi hari ini, ia bergegas merapihkan barang-barangnya dan membawa semua hasil observasinya. Ia mengetahui betul bahwa dirinya sedang tidak aman. Tak beberapa lama, Ibunya muncul dari balik pintu.

"Patrick, kamu harus sembunyi nak, sekarang!" ucap Ibunya yang seketika panik.

"Ibu, maaf Patrick harus pergi sekarang" kata Patrick yang merangkul tasnya dan keluar dari kamar.

"Loh, Patrick kamu mau kemana? Sembunyi di dalam rumah saja! Jangan keluar!"

"Nggak bisa bu, kalau Patrick sembunyi di dalam rumah justru akan membahayakan Ibu dan Peter" Patrick yang kemudian mengambil sepatu miliknya.

"Ibu khawatir sekali, di luar keadaannya sangat kacau!" kata Bu Dewi yang mulai meneteskan air mata karena kekhawatiran terhadap anak laki-lakinya.

"Ibu dan Peter jaga diri baik-baik ya dirumah" Patrick mengikat tali sepatunya dan segera menggunakan masker buff untuk menutup setengah dari wajahnya, lalu mengeluarkan topi berwarna abu-abu dari dalam tas.

Tiba-tiba pintu terbuka, sosok anak kecil dengan senyuman manis muncul dan bertanya,

"Yeay Ibu sudah pulang, kita jadi merayakan ulang tahun kakak Patrick kan?"

"Peter, tolong jagain Ibu ya di rumah, kakak harus pergi sekarang!" Patrick mendekati adiknya dan mengelus rambut ikalnya.

"Kak Patrick mau kemana?" tanya Peter dengan begitu polos.

"Ibu, Patrick pamit dulu!" ucap Patrick berbalik badan memeluk erat ibunya.

Dan kini ibu Patrick harus kehilangan satu lagi laki-laki yang paling tersayang di rumah itu. Sementara Patrick benar-benar melangkahkan kaki untuk pergi meninggalkan Peter dan Ibunya. Namun tanpa disangka, Peter yang masih mengenakan seragam sekolah dasar tiba-tiba berlari keluar mengejar sang kakak. 

"Kak Patrick tunggu! Peter ikut!" teriaknya sambil berlari mengejar Patrick.

Patrick mendengar jelas suara adik kecilnya yang masih berusia 7 tahun itu, yang sebenarnya berada di posisi aman karena merupakan salah satu generasi Alpha bukan generasi Z.

"Peter jangan ikut kak Patrick!" kata Patrik seraya berbalik badan.

"Memangnya kenapa kalau aku ikut?" tanya Peter begitu polos.

"Oke, kamu masih kecil dan belum mengerti. Kamu akan lebih aman berada di dalam rumah bersama Ibu" kata Patrick yang kini berjongkok memegang pundak adiknya.

"Kak Patrick nggak sayang lagi ya sama Peter dan Ibu?" tanya Peter yang matanya mulai berkaca-kaca. Kemudian ia menundukkan kepalanya.

"Bukan begitu, kak Patrick sangat sayang ke Peter dan Ibu, tapi..." ucap Patrick terhenti seketika.

Twelve Missions of Z's GenerationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang