13-Misi

36 9 2
                                    

Misi = suatu hal atau kegiatan yang harus dilaksanakan dan diselesaikan, jika seseorang tidak dapat menjalankan misi dengan baik, maka dia dikatakan gagal.

====================================

Aluna harus melaksanakan misi untuk mengetahui siapa Sindy sebenarnya. Mungkin dia terdengar sebagai penguntit karena dia akan mengikuti gerak-gerik Sindy di kampus maupun diluar, termasuk dalam rumahnya.

Misi pertama, dia harus tau bagaimana Sindy di kampus. Maksudnya, dikenal oleh teman-teman mahasiswanya.

Aluna melangkahkan kakinya di koridor menuju kelas Sindy. Aluna mendapat info dari Farel bahwa mereka ada kelas siang mata kuliah Farmakologi.

Aluna bersembunyi dibalik tembok, ia melihat Sindy sedang bercengkerama dengan salah satu temannya. Laki-laki bertubuh tinggi sekitar 170 cm, rambut gondrong, tetapi pakaiannya bisa dibilang modis.

"Ya aku tau itu kesalahan besar, nggak sengaja salah masukin cairan saat praktikum." Gadis itu, Sindy, tertawa memperlihatkan keindahan dalam tawanya.

"Harusnya kamu bisa lebih fokus lagi. Untung aja aslab beri kamu keringanan karena mahasiswa yang termasuk diatas." Balas laki-laki gondrong itu tertawa renyah.

"Oh iya untuk proposalmu udah jalan?" Tanya Sindy lagi merubah posisi berdirinya menjadi lebih agak menyamping membuat Aluna tidak melihat wajahnya secara keseluruhan.

"Lumayan, sedikit demi sedikit, lah." Laki-laki gondrong itu tertawa renyah lagi.

"Syukurlah kalo gitu." Kemudian dari arah barat, Aluna melihat Farel jalan mendekati Sindy.

"Hai!" Sapa Farel menyapa Sindy dan laki-laki gondrong itu. Farel mengecek jam di pergelangan tangannya, "sudah mau kelas, masuk yuk." Farel merangkul Sindy lalu mereka masuk ke dalam kelas.

Point pertama yang Aluna dapat adalah Sindy sangat akrab dengan temannya. Mungkin Ia termasuk orang yang ramah. Aluna mencatat point tersebut di buku kecilnya.

Misi pertama selesai, ia hendak berbalik untuk menuju kelasnya. Namun, lagi-lagi Aluna dapat kebuntungan. "Sudah selesai melakukan misinya?"

Aluna mengerjapkan matanya, tersenyum, lalu kabur dari laki-laki yang memergokinya.

~~~

Aluna menghela napasnya, mengaduk jeruk nipis yang ada didepannya. Kelas sudah selesai dua jam yang lalu-setelah melakukan misinya, ia pergi ke kantin. Entah nanti pulangnya sama siapa, Aluna pasrah saja, siapatau ada yang mau beri tumpangan.

Tiba-tiba, satu orang laki-laki datang duduk didepan Aluna tanpa izin. Sintong, laki-laki culun yang sempat Ia bahas dengan Salsa pagi tadi. "Aku boleh duduk disini?" Tanyanya sembari memperbaiki kacamatanya yang melorot.

Aluna mengangguk kecil, lalu ia mengeluarkan laptop dari tasnya. Berencana untuk mengerjakan tugas dari Pak Hadi. Sintong melakukan hal yang sama, sepertinya Ia mencari teman untuk mengerjakan tugas.

Tapi, ini tidak biasanya. Aluna tidak kenal dekat dengan Sintong. "Tumben," ujar Aluna akhirnya.

"Tumben apa?"

"Duduk bareng sama aku. Mau kerjain tugas juga?"

Sintong mengangguk, lalu ia memesan minum pada Bu Iren. Ya, mereka duduk di kantin Bu Iren, kantin soto langganan Bella.

Jejak Kisah AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang