Tragedi = peristiwa yang menyedihkan.
Tragedi bisa saja terjadi tanpa kita inginkan.====================================
Suara alunan musik terdengar indah, sang pemain gitar memainkan gitarnya dengan penuh penghayatan. Terlalu dalam memainkan hingga siapa saja yang mendengar pasti akan merasakan kesedihan dalam hati.
Aluna memperhatikan Farel yang sedang duduk di gazebo dengan memainkan gitarnya dari teras rumah. Entah apa yang sedang dipikiran Farel, Aluna yakin pasti ada sangkut pautnya dengan kejadian tadi sore.
Ia mendekati Farel, duduk disampingnya memberikan segelas jus mangga. "Minum dulu, Kak." Farel hanya tersenyum lalu mengambil gelasnya, meletakkan disamping kanannya tanpa ada niatan meminumnya.
Ia memetikkan gitarnya lagi, kini ia mainkan sebuah lagu yang Aluna ketahui, If You Could See Me Crying in My Room dari Arash Buana terdengar sangat pilu ditelinga Aluna.
I'll be here waiting you to come
And bring me right back home
I'm caught up with these memories
Just by sitting here alone
If only I can see where it all started, we'll be fine
It's clear where this is goin'
I'll keep missing you alone
If u could see me cryin' in my roomFarel memainkan gitar sambil memejamkan mata, seolah menghayati lagu yang dimainkan.
Hey, I missed you too
And just so you know
I still love you
And I don't even know if I'm alright
'Cuz if I call we'd only end up in a fight
I don't wanna keep on getting home
Still holding to your favorite little shirt"Kalo masih sayang kenapa nggak coba untuk memulai lagi?" Ucapan Aluna membuat Farel memberhentikan petikan gitarnya.
"Nggak semudah itu, Lun," balas Farel melirik Aluna sekilas lalu ia menatap langit yang tak ada bulan menampakkan cahayanya.
"Begitu besarnya kesalahan dia sampai kakak nggak mau beri kesempatan?"
"Dia selingkuh, Luna." Tiga kata yang diucapkan Farel membuat Aluna terdiam.
"Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, Kak, entah dia khilaf atau memang sengaja melakukan itu. Tapi, selagi dia sudah menyadari kesalahan, meminta maaf dan menyesal untuk memperbaiki, Luna pikir bisa beri kesempatan kedua untuk membuktikan dirinya."
Angin berembus seolah menyaksikan pembicaraan dua orang itu, suara jangkrik terdengar saling bersahutan, dan suara air yang mengalir pada kolam ikan memberikan ketenangan, namun tidak untuk sang lelaki yang sedang memegang gitar.
"Nggak semua orang bisa memberikan kesempatan kedua dan nggak semua orang layak untuk dapatin itu. Ada juga pepatah yang bilang 'jika memberi kesempatan kedua pada seseorang, kau kehilangan peluangmu memberi orang lain kesempatan pertama'," balas Farel. Ia mengeluarkan sebuah benda kecil dari kantong celananya lalu ia hisap dan dihembuskan. Asap yang keluar dari benda itu mengepul membentuk kepulan asap.
Aluna sempat terbatuk saat tak sengaja menghirup asap itu. "Masuk, Lun, kakak butuh waktu sendiri," pinta Farel.
"Nggak ada salahnya beri kesempatan kedua untuk dia, Kak, jangan sampai kita menyesal karena telat berbuat sesuatu untuk kebaikan. Aluna masuk duluan, kakak jangan lama-lama diluar, nggak baik angin malam," balas Aluna yang sedikit kecewa dengan sikap kakaknya lalu ia masuk ke rumah.
~~~
"Shit! Kenapa kak Farel harus ninggalin aku, sih?" Seorang perempuan manis berdiri di depan rumahnya menunggu gojek datang. Ia risau memperhatikan jam di pergelangan tangannya. "Sempat aku terlambat pelajaran Bu Kiran mampus deh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Kisah Aluna
ChickLit[COMPLETED] |Telah terbit di play store, link ada di profile, terima kasih😊| Akibat kecelakaan yang menimpa keluarga Aluna saat berumur 7 tahun, ia kehilangan keluarganya. Setelah kecelakaan itu, Aluna diadopsi oleh sahabat orang tuanya. Seiring be...