Rapuh = lemah.
====================================
Aluna duduk di tepi ranjang, memeluk kedua lututnya erat. Air matanya jatuh untuk kesekian kalinya. Ucapan Bagas terngiang di kepala membuat hatinya tambah sesak.
Bagaimana jika posisi Aluna menjadi posisimu sekarang?
Ditinggal keluarga kandung.
Memiliki penyakit.
Menjadi anak angkat.
Tidak ada yang peduli.
Dan terabaikan.
Lima hal di atas itu yang dirasakan Aluna sekarang. Kepada siapa ia harus bersandar jika dirinya sendiri rapuh? Kepada siapa ia harus meminta kasih dan sayang jika ia sudah mengecewakan orang itu?
Aluna terisak dalam tangisnya. Langit malam ini banyak ditutupi awan. Bulan dan bintang yang tadi seakan bersinar terang, kini tertutup awan yang mungkin saja membawa kabar akan datangnya hujan malam ini. Angin bertambah kencang. Gemercik air hujan terdengar mengenai atap.
Pertanda itu benar, hujan turun bertambah deras. Angin berderu meruntuhkan daun-daun yang bertengger manis di pohon. Langit sepertinya sedang sangat bersedih. Selaras dengan hati Aluna.
Aluna mendongak ke langit, sambaran petir terdengar serta kilatan yang terpancar pada jendela kamarnya. Ini kesempatan Aluna untuk menangis lebih keras. Tangisannya tidak akan terdengar oleh siapa pun selain dirinya. Air hujan yang turun deras menutupi suara tangis.
Nyeri di hati kini menjalar ke perut. Aluna meringis, merasakan sakit di perutnya. Waktu menunjukkan pukul 23.00, itu tandanya hari sudah mulai larut. Namun Aluna tidak ada makan dari siang. Ia membiarkan perutnya kosong. Tidak ada selera untuk makan—dan tidak ada juga ajakan dari keluarganya untuk makan bersama.
Ia meringkuk di kasur, tangannya memeluk perut. Ia berharap malam segera berganti menjadi pagi. Biarkan matahari bersinar menyinari dirinya. Dan mengawali hari lebih baik lagi.
~~~
Sepertinya mengawali hari esok lebih baik lagi tak bisa Aluna lakukan. Genap hari ini, liburan semester satu telah usai. Mau tak mau ia harus kuliah lagi. Rasa malas menyerang dirinya beranjak dari kasur. Namun perutnya seperti dililit memaksanya untuk bangkit. Selesai mandi, ia menuju dapur—mencari makanan yang bisa ia makan.
Baru saja ia buka kulkas, sebuah suara mengejutkan dirinya. "Kamu ngapain?" Suara yang dikenal oleh Aluna.
Ia menoleh, tersenyum pada Rina. "Mau cari makanan, Bunda, dari kemarin siang belum makan," ucap Aluna menyengir walaupun sedikit canggung.
Rina tersenyum, menghampiri Aluna di dapur. "Kita masak, ya," ujarnya membuat Aluna terpaku di tempatnya.
"Aluna bisa bantu Bunda?" Aluna mengangguk cepat, berdiri di samping Rina membantu memetik sayuran.
Hening. Hanya terdengar suara pisau beradu dengan talenan. Aluna pikir, Bundanya masih kecewa padanya. Bersikap baik seperti ini, bukan berarti kekecewaannya sudah pudar, kan?
Aluna mencuci sayuran, lalu membersihkan ikan yang akan dimasak. Terasa canggung. "Ee ... Bun—"
"Aluna nanti tolong masak nasi setelah bersihkan ikan, ya," ujar Rina memotong pembicaraan Aluna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Kisah Aluna
ChickLit[COMPLETED] |Telah terbit di play store, link ada di profile, terima kasih😊| Akibat kecelakaan yang menimpa keluarga Aluna saat berumur 7 tahun, ia kehilangan keluarganya. Setelah kecelakaan itu, Aluna diadopsi oleh sahabat orang tuanya. Seiring be...