12-Beraksi

42 7 0
                                    

Beraksi = memiliki arti dalam kelas verba atau kata kerja sehingga beraksi dapat menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya.

====================================

Aluna mengayunkan tangannya di kolam ikan sambil bermain dengan ikan-ikan kecil yang berenang kesana kemari. Pikirannya melayang pada ucapan Panji tadi siang. Entah apa yang harus dilakukannya, apa ia harus menyelidiki Sindy?

"Aluna." Aluna menoleh begitu mendengar namanya dipanggil.

"Ya, Kak?"

"Kakak mau bicara," ucap Farel lalu ia duduk di gazebo. Aluna ikut duduk disampingnya.

"Ada apa, Kak?"

"Kakak minta maaf atas sikap kakak beberapa hari ini. Kakak sadar sudah cuekin kamu. Maafin kakak, ya?" Pinta Farel menatap kedua bola mata Aluna.

Sebenarnya Aluna sudah memaafkan kesalahan Farel, ya walaupun masih kesal. "Aluna sudah maafin kakak," balasnya tersenyum kecil.

"Jadi kita udah baikan, nih?" Aluna mengangguk kecil.

"Untuk merayakan kita berdamai lagi, gimana kalau kita ke kedai ice cream kesukaan kamu?" ajak Farel.

"Aluna tadi siang habis dari sana, Kak. Tempat lain deh," tawar Aluna.

"Kamu kesana sama siapa memang?"

"Kak Panji. Tadi siang kan kakak pulang duluan."

Farel tersenyum lalu memeluk Aluna dari samping. Ia mendekatkan wajahnya. "Kadi, kamu udah jadian sama Panji?" Refleks Aluna mendorong bahu Farel hingga terhuyung kesamping.

"Nggak! Apaan, sih, kak. Nggak akan Aluna jalanin hukuman gila dari kak Sindy," balas Aluna kesal.

"Bercanda sayang. Jadi, ada untungnya juga dong Kakak tinggalin kamu supaya bisa pulang sama Panji?"

"Kak! Aluna nggak suka ya. Kak Panji aneh tau, kadang juga sikapnya dingin kayak es batu. Tapi tiba-tiba bisa aja cair."

"Kenapa bisa menyimpulkan gitu?"

"Yaa emang gitu kan orangnya. Tapi kalo dilihat-lihat sih dia lumayan," ujar Aluna membayangkan wajah Panji saat tertawa di kedai ice cream.

"Lumayan apa nih? Lumayan jelek maksudnya?" ejek Farel.

"Yee kakak hina dia nih. Lumayan manis, sih. Tapi, sikapnya dingin, Luna nggak suka."

"Yakin nggak suka?"

"Yakin lah! Lagian sekarang Aluna nggak mau suka sama siapa-siapa dulu. Hati Aluna hanya untuk Ayah dan juga kakak." Aluna tersenyum memeluk Farel manja.

Farel gemas atas tingkah Aluna, ia mencium puncak kepala Aluna tanda sayang. "Suatu saat kamu akan menyayangi orang lain, Lun."

Aluna mengangguk. "Jadi kita kemana nih?"

"Ke taman sambil makan bakso, yuk!"

"Boleh, Aluna siap-siap dulu ya." Aluna melepaskan pelukannya hendak mau masuk rumah untuk ganti pakaian. Namun, saat ia berdiri, Sindy datang dengan senyuman lebarnya.

"Aku boleh ikut kalian?"

Aluna memutar kedua bola matanya malas, mengapa ia mengganggu quality time dengan Farel?

~~~

Taman sore hari lumayan ramai karena berhubung ini hari Sabtu. Banyak anak-anak bermain ditengah taman, berlari-lari mengejar kupu-kupu atau kucing. Mengelilingi taman dengan bersepeda. Bercanda tertawa dengan keluarga yang sedang duduk didekat pancuran.

Jejak Kisah AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang