4-Trauma

74 16 4
                                    

Trauma = keadaan jiwa atau tingkah laku yang tidak normal sebagai akibat dari tekanan jiwa atau cedera jasmani.
====================================

Aluna menyusuri koridor dengan earphone yang terpasang sempurna di kedua telinganya. Lagu Arash Buana terputar manis. Langkahnya menuju lapangan basket untuk menemui Farel.

Ia duduk dipinggir lapangan, menaikkan satu kaki diatas satu kakinya, matanya menjelajah ke lapangan mencari keberadaan sang kakak. Bibirnya tersenyum kecil setelah mendapatkan yang dicari. Laki-laki good body dengan kaos basket yang dikenakan menambah ketampanannya.

Aluna menunggu permainan Farel selesai, begitu bola basket terakhir dilempar dari jarak jauh masuk ke garing, suara sorakan terdengar dan mereka memeluk Farel. Permainan Farel memang patut diberi apresiasi.

Farel menyadari Aluna menunggunya dipinggir lapangan, ia pun menghampiri.

"Minum dulu." Aluna memberikan satu botol air mineral pada Farel.

"Thanks." Farel menerima lalu meminumnya.

"Masih mau lanjut main, Kak?" tanya Aluna.

"Sepertinya iya, kenapa?" jawab Farel sembari mengelap keringatnya.

"Aluna mau izin ke toko buku,"

"Sendiri?" Aluna mengangguk.

"Berani?" Aluna mengangguk lagi.

"Yakin?" Pertanyaan ketiga dari Farel membuat Aluna mendengus.

"Luna bukan anak kecil, Kak." Farel tertawa kecil lalu mengacak rambut Aluna gemas.

"Oke, nanti shareloct aja, ya. Pulangnya kakak jemput setelah latihan." Aluma tersenyum saat mendapatkan izin dari Farel.

"Yay!Aluna udah pesan gojek, nih." Aluna memperlihatkan ponselnya yang terbuka aplikasi gojek.

"Ya sudah, kamu hati-hati, ya. Kalo ada apa-apa langsung hubungi kakak," ujar Farel. Sebenarnya Farel takut terjadi apa-apa dengan Aluna, ingin mencegahnya tapi ia tidak ingin buat Aluna sedih.

"Siap, Kakak!" Aluna hormat bak kepada pimpinan. "Aluna pergi dulu, ya, semangat!" Farel tersenyum sembari melambaikan tangannya pada Aluna.

~~~

Langit siang ini sangat cerah, sedikit awan hingga menampakkan cantiknya langit yang berwarna biru. Jalanan pun cukup macet karena sudah waktu makan siang untuk para pekerja kantoran.

Sesampai di mall, Aluna langsung turun kemudian membayar gojeknya. "Terima kasih, Pak," ujar Aluna.

Ia masuk ke dalam menuju toko buku. Mencari buku tentang Farmasi dan tentang kesehatan lainnya. Selain itu, dia juga mencari beberapa novel yang sudah diincar dari lama.

Aluna mengelilingi toko buku, mencari buku yang dicari rak ke rak. Tangannya menjelajah sembari menari indah. Ia tersenyum setelah menemukan buku yang dicari. Saat ingin mengambilnya, tiba-tiba ada sebuah tangan yang mengambil buku itu juga dari arah belakangnya. Ia berbalik melihat siapa yang mengambil buku yang sama. Aluna mengejapkan mata begitu tau siapa sang pemilik tangan itu. "Kak ... Kak Panji?"

Aluna menelan saliva-nya. Mengapa ia bisa bertemu dengan ketua BEM Fakultasnya di tempat toko buku yang tidak terlalu luas.

Panji menaikkan satu alisnya, tangannya dengan cepat merebut buku yang dipegang Aluna, kemudian ia pergi.

Aluna sempat terdiam ditempat, setelah menyadari ia pun mengejar Panji. "Kak!" teriaknya

Jejak Kisah AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang