.
.
.
Jungkook hanya memejamkan matanya saat usapan bibi Areum yang selalu merawatnya. Kak Yoongi selalu memanggilnya bunda sampai saat ini, rasanya nyaman.
"Istirahat yang cukup, kak Yoongi sampai panik mendengar adek pingsan tadi." Mendengar ucapan bibi Areum membuat Jungkook tersenyum."Bunda, apa bunda ingat kak Taehyung?" Mendengar ucapan Jungkook membuat bibi Areum mengingat Yoongi yang menanyakan hal yang sama.
"Apa adek bertemu dengan kak Taehyung? Bagaimana dia sekarang?" Jungkook tersenyum lebar, ia terus bercerita tanpa berhenti tersenyum.
"Kak Taehyung masuk kelas yang sama denganku, kuharap kami masuk sekolah yang sama lagi. Aku ingin masuk di sekolah kak Yoongi dulu, bukankah itu menakjubkan?" Melihat binar di kedua mata Jungkook membuat bibi Areum ikut tersenyum.
"
Kembalikan dia!"
"Kakek sudah berjanji! "
Suara teriakan itu dari luar, tapi Jungkook tahu itu suara kakek dan kak Yoongi. Bibi Areum mengusap kepala Jungkook yang melirik ke arah pintu kamarnya.
"Adek tahu mereka sering berbeda pendapat bukan? Tenang saja, mereka tidak akan saling melukai." Jungkook mengangguk pelan, ucapan bunda Areum memang masuk akal."Kau tau dia gila."
"Dia-tidak-gila. Dia adikku!"
Saat ini suasana yang hening cukup mencekam. Jungkook hanya menatap kosong cermin yang sengaja dipasang tepat di depan kasurnya. Ia melihat dirinya lewat cermin itu, sudah berapa lama ya kira-kira ia tinggal di keluarga Min? 6 tahun kalau tidak salah.
Tak jarang juga ia sering mendengar banyak pelayan dan sang kakek--tak jarang seluruh temannya juga menyebutnya tidak waras. Yang awalnya ia tidak pedulikan, lama-lama semakin terpikirkan olehnya.
"Bunda, sebenarnya apa aku gila? Apa yang mereka ucapkan benar?" Pertanyaan Jungkook yang terkesan mendadak membuat bibi Areum terkejut."A-apa? Adek berpikir apa sampai berbicara seperti itu? Sekarang waktunya minum obat lalu istirahat." Lagi, untuk kesekian kalinya bibi Areum menghentikan perbincangan dan mengalihkan perhatiannya.
"Bun_" Tangan Jungkook meraih tangan bibi- wanita yang sering disebut bunda oleh Yoongi dan Jungkook kini menatapnya.
"Ada apa dek? Apa adek butuh sesuatu?" Mendengar hal itu membuat Jungkook tersenyum tipis, ia lebih merasa bahwa ia memiliki seorang ibu bila bersama bibi Areum.
"Tidak ada, bisakah bunda mencium keningku sebelum tidur?" Mendengarnya membuat bibi Areum tersenyum dan mengangguk kecil. Bibi Areum mengusap kening Jungkook kemudian mengecupnya pelan membuat remaja itu memejamkan matanya.
"Selamat tidur, nak." Bibi Areum segera merapikan selimut Jungkook kemudian beranjak dari sana, tak lupa menutup pintu remaja berusia 14 tahun itu.
Merasa bibi Areum telah pergi membuat Jungkook segera membuka matanya, remaja itu langsung duduk di atas kasurnya. Menatap ke bawah kasurnya dan berbisik pelan, entah kepada siapa ia berbicara.
"Kak Taehyung! Kurasa sudah aman."Jungkook kembali menegakkan tubuhnya menatap angin yang ada di dekat jendela kamarnya.
"Sudah kubilang kak Taehyung tidak perlu datang kemari."***
Woobin menatap Kwon Hee--sang istri yang tengah membersihkan setiap jengkal tubuh putranya yang masih berbalut pakaian rumah sakit.
"Bagaimana perkembangannya?" Mendengar hal itu membuat sang istri menggeleng pelan.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Boy
Ficción General♛┈⛧┈┈•༶ON GOING ༶•┈┈⛧┈♛ Jungkook membutuhkan Yoongi, begitupun sebaliknya. Jungkook yang merasa dibedakan dan Yoongi yang berusaha agar Jungkook merasakan kasih sayang. Bagaimana cerita kehidupan keluarga Min? Cerita ini telah berganti alur, kuhar...