XV

24K 2.4K 95
                                    

Party keberhasilan Marshall

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Party keberhasilan Marshall. Pria itu berhasil memenangkan pertandingan MotoGP yang diselenggarakan di sirkuit Qatar. Ia memenangkan posisi pertama. Marshall, Fazan, Arya dan Indira, tak tertinggal Tarasya dan suaminya Benedict yang ikut merayakan kemenangan Marshall.

Sejak SMA, Marshall memang menggeluti dunia balap motor, tak menyangka ia membawa nama Indonesia menjadi mendunia, kini pria itu menjadi pembalap pertama dari Indonesia yang berhasil mencuri hati wanita-wanita di dunia dengan visual Asianya yang khas.

"Congrats," kata Arya pada Marshall.

Marshall tersenyum dengan wanita yang ada di sisinya, Arya hanya bisa tersenyum melihat wanita Marshall yang sudah ganti lagi.

"Thanks Bro. Datang sendiri? Jadi, hubungan lo beneran end sama Nathalia itu?" tanya Marshall dengan kurang ajarnya.

Arya hanya bisa mendengus, tidak mau menjawab ia malah mendapatkan pelukan dari sahabatnya Tarasya.

"Arya!" teriak Tarasya dipelukannya.

Arya menerimanya dengan hangat, mengusap kepala gadis itu. Rasa sukanya berubah menjadi rasa sayang seperti kepada Indira. Tarasya bahagia dengan Benedict dan itu sudah cukup baginya, perasaan yang ia rasakan hanya rasa suka saat remaja pada umumnya dan merasa saki hati ketika kenyataan berubah dimana Tarasya menjadi saudara tirinya.

"Hai, apa kabar lo?" tanya Arya kali ini. Arya bisa melihat bulatan kecil pada perut Tarasya kali ini.

"Baik," jawab Tarasya dengan senyumannya. "Ponakan lo nggak rewel kok," lanjutnya lagi sambil mengelus perutnya.

Arya mengangguk. "Good, dia harus baik sama Ibunya atau gue bakal didik dia biar jadi anak yang baik."

"Sayangnya dia anak gue, jadi gue yang bakal didik dia buat baik sama Ibunya." kata Benedict yang baru saja datang dan mencium pipi Tarasya.

Arya memutarkan bola matanya dengan malas. "Lo resek deh, Dok!" kata Tarasya pada suaminya. "Lepas, gue nggak mau dekat-dekat sama lo, mual bawaannya, Ben!"

Arya ingin tertawa saja, Tarasya langsung memeluknya lagi. "Jadi, lo nggak mual kalau dekat sama gue?" tanya Arya.

Tarasya menggeleng. "Nggak, ini yang gue mau dari kemarin, Arya.. Bau badan lo, bukan Benedict."

Marshall dan wanitanya tertawa. "Ngidamnya Ibu hamil memang ada-ada aja. Yang sabar ya, Ben." kata Marshall pada Benedict.

Benedict hanya mengangkat bahunya acuh. "Gue punya waktu seumur hidup buat peluk Tarasya. Tara cuman butuh malam ini untuk menghirup tubuh si Arya ini!" ujar Benedict sambil menunjuk wajah Arya dengan kesal.

Indira saudara kembarnya baru saja memukul bahunya. "Cepetan cari istri makanya, terus kamu bikin Arya Junior!"

"Kalau mau bikin anak ya gampang, masalahnya cari induk yang berkualitas itu susah." balas Arya.

The Player VS The Playing | TAMAT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang