Pernikahan Arya dan Andrea dirayakan selama tiga hari dua malam. Mempelai pria dan wanita itu kini tengah terkapar lemah di atas ranjang besar. Setelah acara selesai, Arya memboyong Andrea langsung ke Bintaro. Tidak luput dari para awak media yang menyorot pernikahannya.
Sudah! Arya berjanji ia tidak akan menikah lagi! Mengurus pernikahan yang katanya satu kali seumur hidup saja sudah mau membuatnya mati. Menikahi anak orang lain memang sangat luar biasa, jelas ia menikahi seorang Lubis dari turunan Matteo Lubis yang besar kepala dan tidak mau diremehkan.
Betapa beruntungnya Andrea. Di sisi lain Arya terus berjuang mempertahankan Andrea agar menjadi miliknya. Matteo tidak akan pernah semudah itu memberikan Andrea padanya, di lihat dari beberapa bulan sebelum pernikahan Matteo selalu mengawasinya.
Ya bagaimana lagi? Arya cinta pada Andrea. Jika dengan wanita lain tidak ada rasa ingin melindungi dan memiliki, dengan Andrea ia merasakan hal berbeda. Arya ingin memiliki Andrea, melindunginya, mencintainya. Mungkin, itu adalah salah satu dari berbagai alasan ia menikahi Andrea.
Arya salut, pada pria yang memiliki lebih dari satu istri. Sekarang ia adalah kepala rumah tangga, ia adalah pemimpin untuk Andrea. Arya akan bertemu, melihat, dan terus menerus bersama Andrea sepanjang hidupnya. Sebelum menikah Arya selalu bertanya, apa tidak bosan melihat orang yang sama seumur hidup?
Tapi ternyata tidak, ia bisa melihat Nenek dan Kakeknya bersama selama hidup mereka. Tidak ada kata bosan, membantu satu sama lain, memecahkan masalah hidup satu persatu, melewati kesedihan, kesenangan, kesuksesan, kegagalan dengan bersama.
Lalu kenapa Arya pernah skeptis akan pernikahan? Jawabannya adalah kedua orangtuanya. Arana dan Pradipta adalah contoh darimana sebuah pernikahan hanya permainan semata.
Ia hanya berharap dengan Andrea bisa melewati segala rintangan yang ada. Karena menikah bukan hanya soal membayangkan hidup yang indah dengan orang yang kita inginkan. Menyatukan dua kepala dengan sifat yang berbeda bukanlah hal yang mudah, Arya sudah diperingatkan hal itu oleh Marshall sahabatnya.
Mungkin saja perdebatan, pertengkaran bisa muncul karena kekerasan kepala dari pihak lain.
"Arya," ujar Andrea yang baru saja melepaskan heels-nya. "Kamu mau sampai kapan bengong gitu? Mandi gih,"
Arya menggulingkan tubuhnya ke sisi kanan, melihat Andrea yang sudah menghapus seluruh makeup wajahnya.
"Aku nggak mau nikah lagi, Yang. Capek banget." keluh Arya.
Andrea tersenyum geli. "Itu kenapa ada kata menikah seumur hidup sekali, aku juga nggak mau kalau menikah ternyata serumit ini. Astaga, sudah 23 tahun aku ini ya.."
Arya mengerutkan keningnya heran. "Kok kamu jadi bahas umur?"
Andrea menggidikkan bahunya. "Aku nggak nyangka aja, 1 tahun di Jakarta aku malah dapat pasangan."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Player VS The Playing | TAMAT✔
RomanceMenjadi gadis paling yang tidak menonjol adalah tujuan Andrea. Selama hidupnya, Ibunya tidak suka jika ia berdandan berlebihan memperlihatkan kemolekan. Jadi gadis yang sederhana, adalah poin yang Ibunya ajarkan. Andrea tidak pernah sekalipun mengu...