X

27.6K 2.8K 35
                                    

Andrea tidak mau berbicara, setidaknya ia tahu diri untuk apa protes pun? Arya adalah Bosnya di tempat kerja, selama ini Andrea tidak pernah benar-benar menerima

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Andrea tidak mau berbicara, setidaknya ia tahu diri untuk apa protes pun? Arya adalah Bosnya di tempat kerja, selama ini Andrea tidak pernah benar-benar menerima. Ibaratkan, dia terlalu banyak mengomel dan takut di cap karyawan tidak tahu diri.

Tapi di cium?

Bagaimana bisa ada orang yang lancang seperti itu?

Iya, Andrea tahu ia minim pengalaman. Mendapatkan hal mengejutkan seperti itu tentunya membuatnya risih dan bingung harus bersikap bagaimana.

Tapi tolong...

Kali ini..

"Pak," kata Andrea memberanikan diri setelah mobil keluar dari pelataran hotel Ritz Carlton.

"Ada apa?"

Andrea kini menatap sang Bos dengan tatapan mengancam. "Kenapa Bapak seenaknya mencium saya seperti tadi?"

Pria itu hanya diam untuk beberapa saat, lalu tersenyum dan berkata. "Ah, itu cuman permulaan saja."

"Maksud Bapak?"

"Saya dan kamu, kalau saya tidak seperti itu, Mama saya akan menjodohkan dengan wanita yang tidak sukai." jawab Arya enteng.

"Tapi Pak, tadi itu saya!" cerocos Andrea berusaha membuat Arya mengerti.

"Memang kenapa kalau itu kamu?" balas Arya dengan cepat. "Bukannya saya sudah bilang kalau saya tertarik sama kamu?"

Andrea mengernyitkan hidungnya, berusaha tenang di jalanan lenggang dan malam ini. "Pokoknya saya menyerah jadi sekretaris Bapak. Bapak cari saja yang lain."

"Heh! Kamu ini memang karyawan paling kurang ajar, ya? Saya lihat kamu lugu, ternyata kamu banyak protes juga!"

"Jadi Bapak memandang saya seperti itu?!" balas Andrea tak mau kalah. Ada apa sebenarnya dengan Arya Atmodjo?

"Andrea, saya mengerti kalau kamu marah. Tapi sekali saja, saya minta rasa kooperatif kamu pada saya."

"Untuk apa?"

"Ya untuk apa lagi? Menyelamatkan saya." balas Arya dengan nada menyebalkan.

Andrea ingin menjambak rambut hitam Arya dan menggundulinya sekarang juga. "Saya keberatan,"

"Andrea─"

"Pak, tolong lah.. Yang wajar-wajar saja. Tadi Bapak memperkenalkan saya sebagai kekasih Bapak di depan Mbak Indira apa lagi di depan orangtua Bapak. Sebenarnya Bapak ini sedang punya masalah apa? Bapak bisa cerita sama saya, tapi jangan menempatkan saya di posisi sulit seperti ini, Pak!"

Arya terkekeh pelan mendengarnya. "Kamu ini memang nggak tahu atau memang pura-pura bodoh, Andrea?"

Andrea membulatkan matanya. "Bapak mengatai saya bodoh?"

The Player VS The Playing | TAMAT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang