[SEGERA TERBIT]
❝ 𝙺𝚎𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚐𝚘𝚛𝚎𝚜𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚔𝚊, 𝚊𝚔𝚞 𝚖𝚎𝚛𝚒𝚗𝚍𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚗𝚢𝚎𝚋𝚊𝚋 𝚕𝚞𝚔𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚝𝚞𝚖𝚋𝚞𝚑. ❞
Positif.
Apa yang akan kalian lakukan jika berada diposisi seorang gadis bernama Ocha. Hamil di usia 16 tahun, tanpa...
Tetapi, melihat tatapan orang-orang yang terus tertuju kepadanya membuat Ocha kebingungan. Apa ada yang aneh dengan dirinya? Ia rasa tidak.
Ah, itu pasti hanya perasaannya saja.
"Cebol."
Ocha terdiam, suara yang sudah tak asing terdengar di belakang telinganya. Dengan cepat Ocha menoleh, dan benar saja, Bumi berdiri di belakangnya dengan bibir bergerak mengunyah permen karet.
"Berhenti panggil Ocha cebol!" tekan Ocha, tak terima.
"Gila."
"Siapa?!" kini Ocha sudah sepenuhnya berbalik menghadap Bumi dengan berkacak pinggang.
"Lo."
"Ocha nggak gila."
"Suka lo?" Bumi menatap Ocha naik-turun.
"Siapa?" bingung Ocha.
"Gue?"
Ocha menyerah! Ia tak mengerti arah pembicaraannya dengan Bumi. Mengapa terasa terbelit-belit?!
"Ngomong yang jelas!" kesal Ocha.
"Halu."
What?! Halu? Apa maksud Bumi?
"Apaan rajanya Elsa?!" tanya Ocha, tak mengerti.
"Instagram." setelah mengucapkan satu kalimat singkat itu, Bumi melangkah melewati Ocha dengan satu tangan memasuki saku celananya, dan satu tangannya lagi memegangi jaket Verndari.
Kepala Ocha yang sedang pusing terasa tambah pusing. Tak menghiraukan ucapan tak jelas Bumi, Ocha berbalik dan kembali melanjutkan langkahnya untuk menuju kelas.
Tetapi suara melengking dari jauh membuat Ocha mau tak mau menghentikan langkahnya.
"BULAN ROSSA! LIAT INSTAGRAM, CHA!"
Ocha menunggu Melody yang tengah berlari ke arahnya, napas gadis itu ngos-ngosan saat sudah sampai di hadapan Ocha.
"Buka hp lo!" pekik Melody, dengan napas naik-turun.