21 - Nggak adil, ya?

326 17 8
                                    

VERNDARI



"Untuk sekedar tentang diriku saja, aku tidak tahu apa-apa."



21 • NGGAK ADIL, YA? •

Bumi terdiam dengan napas naik-turun, lelaki itu menatap seorang wanita yang sudah terlalu lama tidur itu kini kedua matanya terbuka.

Wanita yang selalu ia tunggu untuk bangun, kini sudah benar-benar bangun?!

"Cebol."

Ya, wanita yang berstatus sebagai istri dari seorang Bumi itu menoleh, menatap Bumi yang sedang melangkah mendekatinya, memandang wajah lelaki itu dengan raut tak terbaca.

"Bentar, gue panggil dokter-"

"Bumi," potong Ocha, dengan suara lemahnya.

"Kenapa? Ada yang sakit? Yang mana? Bilang sama gue!" tanya Bumi dengan panik.

Ocha menggeleng kecil, satu tetes air mata terjun membasahi pipi wanita itu, membuat Bumi semakin panik, "gue panggil dokter du-"

"Calon bayi Ocha," potong Ocha, lagi.

Bumi terdiam membeku, sementara tangan Ocha bergerak mengusap-usap perutnya yang sudah rata.

"Kemana bayi nya, Bumi?" lanjut Ocha, bertanya.

"I-itu, Cha-"

"Bumi, sakit," potong Ocha, parau.

"Bagian mana?! Bilang sama gue!" sahut Bumi, benar-benar dalam mode panik.

"Sakit," cicit Ocha, dengan air mata yang terus terjun membasahi kedua pipinya.

Bumi menggenggam tangan Ocha, mengusap puncak kepala wanita belia itu dengan lembut, "tunggu sebentar, gue panggil dokter dulu, ya?"

Ocha menggeleng dengan lemah, air matanya terus berjatuhan.

"Tunggu sebentar-"

"Ocha cuma mau bayi Ocha, nggak mau yang lainnya," potong Ocha lagi-lagi.

"Cha, bayinya-"

"Iya, tau."

Bumi diam tak berkutik, tak tahu harus mengeluarkan reaksi seperti apa. Melihat Ocha yang terbaring dengan raut putus asa sungguh membuat hatinya sakit.

"K-kenapa Tuhan ambil calon bayi Ocha?" tanya Ocha, dengan bibir gemetar.

"Kenapa? Padahal Ocha udah terima semuanya, padahal Ocha udah relain semuanya, padahal Ocha udah sayang sama calon bayi Ocha. Kenapa Tuhan ambil itu semua? Kenapa? Kenapa Tuhan gak pernah kasih satu kali aja Ocha buat bahagia, kenapa-"

"Cha," potong Bumi, begitu pelan.

Lelaki itu mencondongkan badannya, memeluk tubuh Ocha dengan lembut, semuanya terlalu menyakitkan, sampai-sampai ia terasa menjadi orang tak berguna karena tak bisa menghentikan air mata itu yang terus berjatuhan.

BUMIROSSA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang