Halo!
Ren harap masih ada beberapa dari kalian yang nunggu cerita ini.
Sekali lagi di sini Ren mau minta maaf karena kurang konsisten.
Semoga kali ini, Ren bisa up dengan teratur. Atau bila dari kalian gak suka nunggu, Ren saranin baca setelah ending aja ya~
Happy Reading Manteman!
01 • BULAN ROSSA HALMUND •
Suara jarum jam menggema di sebuah ruangan bernuansa serba kuning. Seorang gadis menggeliat di atas kasur king-size berwarna kuning dengan motif polkadot.
Samar-samar kedua mata bulatnya terbuka, tepat matanya langsung tertuju kepada jam weker di atas nakas, saat hendak kembali menutup matanya, refleks kini kedua matanya terbuka lebar.
"Gila! Jam tujuh!" pekik gadis bertubuh mungil itu, Bulan Rossa Halmund, adalah nama gadis cantik itu.
Orang-orang sering memanggilnya Ocha.
Dengan cepat Ocha lompat dari atas kasur dan berlari memasuki kamar mandi, hanya membutuhkan waktu lima menit gadis itu sudah keluar dari kamar mandi.
Tentu saja dalam waktu urgent seperti ini Ocha tidak mandi, ia hanya menggosok gigi dan cuci muka saja. Ocha bernapas lega saat sudah berganti seragam, untung semalam ia sudah menyiapkan buku pelajaran.
Setelah selesai memakai sepatu berhak tinggi berwarna mustard. Ia kini tengah memoles wajahnya dengan make up tipis, terakhir ia memakai lip balm di bibir mungilnya.
Langsung saja Ocha meraih ranselnya dan menggendongnya, tak lupa gadis itu mengikat rambut sepinggangnya dengan acak.
Dengan tergesa-gesa Ocha melangkah keluar dari kamar, dan berlari ke arah lift dan memasukinya, dengan cepat jari lentiknya memencet tombol angka 1.
Ocha menyenderkan punggungnya dengan helaan napas berat, tangannya bergerak memijat pangkal hidungnya pelan, kepalanya berdenyut. Tak lama pintu lift terbuka.
Ocha melangkah keluar dari lift menuju pintu utama, gadis itu keluar dari rumah, sebuah motor Vespa matic berwarna kuning sudah terparkir di hadapannya. Langsung saja ia menaiki motor kesayangannya, dan memakai helm bogo berwarna kuning bermotif polkadot.
Yang menyiapkan motor Ocha tentu saja supir pribadinya, yang di pekerjakan oleh kedua orangtuanya. Ocha langsung mengendarai motornya dan berhenti tepat di depan gerbang yang menjulang tinggi.
Satpam membukakan gerbang untuk Ocha, tak lupa juga membungkukkan tubuhnya hormat. Ocha membalas dengan senyum ramah, lalu kembali mengendarai motornya.
Membutuhkan waktu 20 menit untuk sampai di sekolah, Ocha menghentikan motornya tepat di depan gerbang SMA Labsky. Kedua matanya melebar saat gerbang itu sudah di gembok.
Ocha turun dari motornya dan melangkah mendekati satpam penjaga sekolah, "pak, gerbangnya boleh di buka lagi?" tanya Ocha, gadis itu menunjuk jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Ocha cuma telat 5 menit doang, Pak."
Pak Tarjo, satpam itu menggeleng tegas. "Tidak bisa neng, mau telat sedetikpun tetap tidak bisa! Karena itu peraturan!"
Ocha mendesah kesal, gadis itu berjalan mondar-mandir di depan gerbang, "bisa dong Pak!" mohon Ocha, memelas.
Pak Tarjo kembali menggeleng, "tidak bisa."
"Ocha harus masuk sekolah, hari ini ada ulangan harian Fisika, kalo Ocha gak masuk gak dapet nilai, Pak," jelas Ocha, mencoba membujuk Pak Satpam.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUMIROSSA (END)
Romance[SEGERA TERBIT] ❝ 𝙺𝚎𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚐𝚘𝚛𝚎𝚜𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚔𝚊, 𝚊𝚔𝚞 𝚖𝚎𝚛𝚒𝚗𝚍𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚗𝚢𝚎𝚋𝚊𝚋 𝚕𝚞𝚔𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚝𝚞𝚖𝚋𝚞𝚑. ❞ Positif. Apa yang akan kalian lakukan jika berada diposisi seorang gadis bernama Ocha. Hamil di usia 16 tahun, tanpa...