✍🏻 Chapter Enam

1.4K 204 91
                                    

✍🏻Selamat Membaca.


Terlalu tenang.

Hingga Jisung dapat mendengar degup jantung Hyunjin selama beberapa detik. Entah suara apa yang menghilang saat pelukan lelaki ini mampu menenangkannya. Walau akhirnya ia mendorong tubuh lelaki itu mendadak. Hingga Hyunjin merasakan kejamnya lantai menerima tubuhnya secara mendadak.

"Heh, lo udah gue tolongin... ck gak, lo udah gak apa-apa?" Hyunjin meralat protesnya setelah di dorong Jisung. Lelaki itu hanya mengangguk sekilas dan menyodorkan tas bekal yang ia bawa ke hadapan Hyunjin.

"Apa nih?"

"Sarapan, buat lo. Ambil." Hyunjin menerima tas bekal tersebut di tangannya.

"Wih, lo.."

"Apa?" Jisung mendelik ke arahnya.

"Gak usah ge'er lo, itu sarapan yang berlebih doang." Dan setelah itu Jisung beranjak dari duduknya. Di ikuti Hyunjin yang juga berdiri di hadapannya.

"Udah ya, gue mau balik."

Greb!

Langkah Jisung tertahan oleh cengkeraman Hyunjin di tangannya. Ia menoleh ke arah tangannya sebelum menatap datar pada Hyunjin.

"Apa? Gue mau ke kelas."

"Temenin gue makan." Ujar Hyunjin.

"Ogah, gue mau masuk lima menit lagi." Jisung menarik tangannya dari cengkeraman Hyunjin. Tapi bukan Hyunjin jika ia menyerah begitu saja. Ia mengikuti Jisung yang berjalan menuju jurusannya.

Meski Jisung tau ia sedang diikuti, ia tak berniat menghentikan lelaki itu. Kalau lelah, pasti ia akan berhenti dengan sendirinya. Apalagi Jisung pun harus bergegas, takut jika dosennya telah masuk ke kelas.

Memang sih, Jisung tidak peduli. Tapi sepanjang perjalanan hingga di depan kelas Jisung, banyak yang peduli pada pemandangan langka itu.

Seorang Hwang Hyunjin mengikuti seseorang.

Biasanya, dia yang akan diikuti kemanapun. Mereka jadi berbisik-bisik, siapa Jisung dan menatap sinis padanya. Dan hal itu membuat Jisung risih, apalagi tatapan itu berasal dari wanita-wanita yang ada disana.

Rasanya, seolah kembali ke masa lampau.

Jisung segera masuk ke dalam kelasnya, menempatkan dirinya di kursi sedikit ke belakang. Beruntung ia tak melihat Hyunjin yang ikut masuk ke dalam kelasnya. Ia merasa sedikit bisa bernafas lega sekarang.

"Felix! Sini duduk sampingan sama gue." Panggil Jisung saat melihat sahabatnya itu masuk ke dalam kelas. Dengan senyum secerah matahari yang menghangatkan hari mereka, Felix menghampiri Jisung. Duduk di samping sahabatnya itu, dan langsung memeluk lengan Jisung.

"Lix, badan lo hangat banget." Jisung mengecek suhu tubuh sahabatnya ini lewat punggung tangannya melalui leher.

"Gak apa-apa, Jisung. Gue cuma demam sedikit, nanti juga baikan. Gue pinjem lengan lo, ya." Jisung akhirnya pasrah, setidaknya sampai dosennya masuk dan menjelaskan materi pada mereka.

"Nanti ikut gue ke UKK ya, jangan nolak." Felix hanya menganggukkan kepalanya pelan. Patuh pada sahabatnya ini.

Karena jika begitu, sakitnya akan lebih cepat sembuh di bandingkan dengan saat dirawat oleh seseorang yang tadi pagi menawarkan diri membantunya.









*****






Terkadang Jisung bingung, Hyunjin itu tipe orang yang seperti apa. Lelaki itu benar-benar tak menyerah menunggunya untuk mau menemaninya makan. Bahkan setelah ia sampai di UKK pun, Hyunjin masih mengikutinya. Jisung yang menyuapi Felix pun jadi tidak fokus karena sadar sedang di ikuti.

EXCHANGE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang