✍🏻 Chapter Satu

6.1K 311 113
                                    

✍🏻Selamat membaca.


Sesungguhnya sekedar pukulan pun tak cukup untuk di layangkan. Pembawa aib bagi keluarga sepertinya, dianggap tidak lagi pantas membawa nama keluarganya. Seharusnya ia di usir dari rumah saat mengakui memiliki pasangan sesama jenis, namun sang bunda memohon pada penguasa rumah.

Daripada menghukum, bukankah lebih baik memperbaiki yang salah?

Maka dari itu, untuk memperbaikinya, mereka menyuruh si bungsu dari keluarganya itu untuk menikah. Tidak peduli bahkan ia yang masih berupaya menyelesaikan pendidikannya.

Menolak?

Berpuluh kali dia menolak pun, hasilnya tetap sama. Dia harus menikahi anak dari rekan bisnis keluarganya. Jika tidak, kekasih yang belum sempat ia perkenalkan pada keluarganya pun terancam. Keluarganya bukan keluarga yang bisa dipandang sebelah mata, sang ayah khususnya memiliki kuasa untuk bertindak sesuka hatinya.

Adalah Han Jisung, si lelaki malang yang harus merelakan masa mudanya untuk menikah dengan terpaksa. Bahkan ia belum pernah bertemu dengan calon istrinya. Hanya nama sajalah yang ia ketahui.

Hwang Yeji, ialah nama dari si calon mempelai wanitanya.

Persiapan untuk pernikahannya pun berlangsung cepat. Entah bagaimana cara keluarganya membujuk keluarga calon istrinya hingga bisa menerima Jisung sebagai menantu.

Bahkah sekarang ia bahkan telah berhadapan dengan pendeta untuk menunggu si calon mempelainya. Gugup tentu saja, ia bukanlah seseorang yang bisa bertanggung jawab untuk hal yang seperti ini. Mimpinya sebagai seseorang yang akan berjalan menuju altar bersama kekasihnya, terpaksa ia kesampingkan untuk sementara waktu.

Sedikit gelisah, namun Jisung berusaha tenang. Ia melihat ke arah kedua orang tuanya, sang bunda hanya mengodenya untuk bersabar dan tenang. Jadi, Jisung hanya berusaha tenang meski waktu yang ditetapkan telah lewat.

"Semoga gak jadi." Gumamnya pelan.




*****



Sementara itu, keluarga mempelai wanita tengah kebingungan. Pasalnya, Yeji telah raib dari kamarnya. Ia pergi entah kemana karena memang dia menolak perjodohan ini. Alasannya hampir sama dengan Jisung, ia memiliki kekasih. Dan kemungkinan, Yeji kabur bersama kekasihnya tersebut.

"Gimana Jin? Udah bisa dihubungin?" Tanya sang mama cemas.

"Gak bisa. Temen-temennya juga gak ada yang ngangkat." Ujar anak tertuanya.

"Aduh gimana ini, pa? Kalau sampe pernikahan ini batal, bisa malu keluarga kita. Belum lagi.." sang papa ikut memijat kepalanya.

Sejenak dia yang terkenal bijak, duduk di kursi. Melihat ke sekitar mereka dan memperhatikan anak lelakinya yang tengah berusaha menelpon antek-anteknya untuk mencari keberadaan adiknya.

"Hyunjin.."

"Ya pa?"

"Kamu dulu aja yang gantiin Yeji."

"Apa?!" "Apa?!" Sang mama dan Hyunjin berkata bersamaan untuk mengutarakan keterkejutan mereka.

"Gak pa! Papa udah gila nyuruh aku gantiin Yeji?!"

"Hyunjin mulutnya." Tegur sang mama.

"Tapi ma, ucapan papa tadi.."

"Bener juga, kan kamu mirip sama Yeji. Mereka gak bakalan tau deh, Jin. Mama jamin."

"Gak!"

"Lakuin atau semua barang-barang mahal kamu papa sita."

"Pa! Yeji yang buat salah, kenapa aku yang jadi korbannya?!" Nada bicara Hyunjin semakin meninggi.

EXCHANGE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang