✍🏻 Chapter Sembilan

1.3K 195 88
                                    

[Warn! Little bit mature content!]

✍🏻 Selamat Membaca.




Bisa dibilang, Hyunjin sangat membantunya. Apalagi setelah tiba di rumah mereka. Lelaki itu bahkan masih menggendongnya hingga menuju kamar. Padahal ia sudah menolak dengan alasan dirinya sudah pulih. Tapi, Hyunjin tidak peduli.

Tak cukup sampai disana, Hyunjin yang masih memakai penyamarannya pun merawatnya dengan baik. Membersihkan luka yang ia alami setelah melawan dan memberinya obat. Sedang Jisung hanya bisa meringis dan pasrah saat Hyunjin mengobatinya.

"Hyunjin.."

"Hmm?" Tangan Hyunjin yang sedang mengambil pakaian tidur Jisung terhenti.

"M-makasih lo udah nolongin gue." Hyunjin tersenyum kemudian kembali memilih pakaian tidur yang nyaman untuk Jisung.

"Ini gak gratis." Jisung mengerutkan keningnya tak mengerti.

"Maksud lo?" Hyunjin kembali menemuinya dengan membawa pakaian tidurnya.

"Nanti gue cerita. Sekarang lo ganti baju. Apa mau gue yang gantiin?" Jisung menggelengkan kepalanya cepat.

"Lo ganti baju juga, pasti gak nyaman."

"Ah oke, gue ke kamar dulu." Jisung menganggukkan kepalanya. Membiarkan Hyunjin keluar dari kamarnya dan mulai mengganti bajunya. Ia menghela nafas beberapa kali mengingat peristiwa tadi.

Sedang Hyunjin yang telah mengganti pakaiannya, kini tengah menghapus riasan di wajahnya. Saat membuka laci nakasnya, ia melihat botol yang di bilang ibu mertuanya sebagai vitamin. Mungkin dengan itu, Jisung akan lebih baik.

Segera setelah ia membersihkan wajahnya, Hyunjin kembali ke kamar Jisung. Ia melihat lelaki itu telah memejamkan mata dan berbaring dengan posisi miring.

"Jisung? Lo udah tidur?" Jisung kembali membuka matanya. Menoleh pada Hyunjin yang akhirnya masuk ke dalam kamarnya.

"Kenapa Hyunjin?"

"Ah, ini gue baru inget. Bunda lo ada ngasih vitamin waktu itu, siapa tau lo bisa cepet baikan kalau minum ini."

"Oh gitu, ya udah bawa sini."

"Oke, bentar gue ambil minum." Jisung hanya menganggukkan kepalanya. Ia duduk sembari menunggu Hyunjin yang mengambilkan minum untuknya.

"Tumben ya, bunda ngasih vitamin begitu. Dan kenapa juga harus lewat Hyunjin?" Ia menghela nafas berat. Daripada curiga pada bundanya, lebih baik ia berterimakasih bukan? Bundanya sangat perhatian meski lewat seorang yang ia anggap menantunya.

Curiganya pun segera ia tepis saat Hyunjin telah duduk di sisinya dengan segelas air dan vitamin. Jisung pun segera meminum vitamin yang di sodorkan padanya.

"Oh ya Jin, mobil lo gimana?" Hyunjin menepuk keningnya. Tadi ia terlalu panik sampai melupakan jika ia membawa mobil.

"Oh iya bener. Gue sampe lupa, besok gue ambil deh." Jisung mengangguk paham sambil kembali berbaring.

"Mau gue panggilin pacar lo?" Jisung menggelengkan kepalanya.

"Dia bisa marah dan bunuh orang-orang itu kalau sampai tau." Hyunjin mengangkat sebelah alisnya mendengar ucapan Jisung.

"Lo diapain aja sama mereka?" Jisung menghela nafas berat sebelum sedikit menarik bajunya hingga terlihat bercak-bercak kemerahan disana.

"Lo kenal mereka?" Jisung menganggukkan kepalanya.

"Mereka anak-anak dari rekan bisnis ayah gue."

"Siapa nama orang tua mereka?" Jisung mengerutkan keningnya.

EXCHANGE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang