✍🏻 Chapter Sebelas

1.2K 190 76
                                    

✍🏻Selamat Membaca.


Jika tentang makanan yang akan disajikan, Jisung bisa tampak sangat serius. Dapat dilihat dari sorot matanya saat memasak untuk kekasihnya. Hyunjin pun menyadari itu. Ia yang sedari tadi menemani Jisung di dapurnya, hanya diam memperhatikan. Tapi sambil memikirkan cara untuk bertanya pada Jisung tentang apa yang ia lihat tadi.

"Jisung, lo sama Changbin udah berapa lama pacaran?" Gerakan tangan Jisung yang tengah menyiapkan bahan terhenti sesaat.

"Udah sekitar setahunan lebih. Kenapa?"

"Gak apa-apa, kepengen tau aja. Ternyata udah lama juga."

"Ooh, lumayan lah." Hyunjin menganggukkan kepalanya paham.

"Kalau lo sama Felix, udah berapa lama sahabatan?" Jisung kembali menghentikan kegiatannya sejenak.

"Udah sekitar delapan tahunan sahabatan sama dia, tumben lo nanya mereka." Jisung menoleh kearah Hyunjin yang kini gugup saat ditatap olehnya.

"E-enggak, gue cuma penasaran aja sama orang-orang yang ada di sekitar lo." Jisung mengedikkan bahunya sebelum kembali memulai masak. Cukup masuk akal meski Jisung tidak tau alasan Hyunjin ingin mengenal orang-orang di sekitarnya. 

"Ada lagi yang mau lo tanyakan?" Hyunjin terdiam sejenak sebelum akhirnya menghela nafas berat.

"Mmm- sahabat lo sama pacar lo apa saling kenal? Ah gue nanya itu karena mungkin aja.."

"Justru gue kenal pacar gue dari dia. Kenapa Hyunjin?"

"Gak apa-apa. Ah, apa lo butuh bantuan?" Hyunjin berjalan menghampiri Jisung yang masih setia dengan makanan yang tampaknya akan matang.

"Buat sekarang, enggak. Tapi, mau gak mo anterin gue ke rumah kak Changbin?" Sejenak keduanya terdiam saat Jisung yang melihat ke arah Hyunjin. Tapi kemudian Hyunjin mengangguk setuju, dalam pikirannya mungkin yang tadi ia lihat adalah sebatas hubungan seorang teman. Meski dalam pikirannya masih ada yang mengganjal.

"Oke, karena gue gak sibuk, nanti gue anterin lo." Senyum di wajah Jisung terlihat mengembang hingga netranya ikut tenggelam.

"Ah sebentar.." Hyunjin mengambil ponselnya yang berbunyi dari saku celananya. Membuka pesan dari seseorang yang ia kenal.

Seharusnya ia senang ketika membaca pesan tersebut, tetapi pikirannya justru berlabuh pada sesuatu yang seharusnya tak menjadi masalahnya.

"Ada apa, Hyun?" Hyunjin menoleh pada Jisung yang menatapnya heran sebab lelaki itu melamun kemudian.

"Ah gak apa-apa. Anu.." Hyunjin menimang sejenak sebelum membicarakan hal itu pada Jisung.

"Kenapa Hyun?"

"Adek gue.. Sung!" Geraknya cukup cepat untuk memegangi tubuh Jisung. Menatap khawatir pada lelaki yang tiba-tiba memegangi perutnya. Daripada bertanya ia terlebih dulu membawa Jisung untuk duduk di kursi makan.

"Sshh.."

"Sung, lo mau gue bawa ke rumah sakit?" Jisung menggelengkan kepalanya cepat.

"Tolong ambilin obat gue di kamar, di dalam laci nomor dua." Hyunjin hanya berjalan cepat menuju kamar Jisung untuk menuruti keinginan lelaki itu. Sebelum ia benar-benar pergi dari dapur, Hyunjin kembali melihat Jisung yang menahan rasa sakitnya.

'Kalau adek gue beneran ketemu, apa kita akan bisa sedekat ini lagi, Jisung?'









*****








EXCHANGE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang