✍🏻Selamat Membaca.
Menatap makhluk manis berwujud kekasihnya itu memang menyenangkan. Dapat menghalau segala hal yang ia khawatirkan belakangan ini.
Apalagi si manis tengah memasakkan makanan untuknya. Wajahnya terlihat serius, meski hanya terlihat sesekali olehnya.
Daripada berdiam, ia memilih berdiri dan menghampiri si manis. Melingkarkan tangan ke perutnya dan mendekapnya erat. Posisi intim begini memang favoritnya.
"Kak? Gimana aku mau masak kalau kakak begini?" Hanya kekehan yang terdengar di belakang tubuhnya.
"Habisnya kakak masih rindu kamu dek." Kecupan-kecupan ringan di leher membuat si manisnya menggeliat geli.
"Spear, please." Tapi percuma, justru kini bibirnya semakin nakal.
Changbin alias Spear kini menggigit leher kekasihnya itu hingga terdengar ringisan yang menurutnya terdengar merdu.
"Kak.." dengan mudah Changbin membalikkan tubuh Jisung. Kini keduanya saling bertatapan. Yang lebih tua mengerti maksud dari tatapan itu.
Rindu.
Jisungnya masih rindu, maka ia yang juga merasakannya pun melampiaskannya. Memerangkap bibir si manis dengan bibirnya. Menyatakan rindu lewat tautan yang seolah tak ingin dihentikan.
Tangan kekar Changbin perlahan mengangkat manisnya, membawanya keluar dari dapur yang sempit sesak untuk kegiatan mereka. Sesekali tangannya bergerilya nakal pada bulatan gemas milik kekasihnya. Mengantar sengatan lain pada tubuh si manis yang kini merajai surainya.
Keduanya tiba di kamar Jisung. Changbin pun telah melepas ciuman mereka. Namun bedanya, kekasihnya kini berada dalam kukungannya. Menatap sayu akibat terengah karena ciumannya. Wajahnya tampak sedikit kacau setelah mereka mengakhiri sesi tadi.
Sebuah kecupan ia daratkan pada permukaan mengkilap bekas aduan mereka tadi. Mengantar senyum baru pada si manisnya yang kini memeluk lehernya.
"Masih kangen." Gumam Jisung di telinganya. Kekehan sebagai balasan untuk sesaat dari pernyataannya.
"Seharian ini, kakak punya kamu." Ucapannya membuat Jisung melayangkan pukulan pada punggungnya.
"Masa cuma sehari ini? Kemarin-kemarin? Besok-besoknya gimana?" Changbin mengecup gemas pipi kekasihnya itu.
"Maksud kakak, kakak gak bakal kemana-mana sayang. Sama kamu terus seharian ini."
"Kakak gak bakal ke studio?" Changbin menganggukkan kepalanya pelan.
"Gak akan meski si Chan akan marah-marah." Jisung tersenyum mendengar ucapan yang sudah lama ia inginkan.
Keduanya ini memposisikan dirinya untuk berbaring di samping kekasihnya itu. Mengurung yang muda dalam dekapannya dengan sesekali membubuhi wajahnya dengan kecupan.
"Kakak bakalan menginap disini?" Lagi, Jisung mendapatkan jawaban yang ia inginkan. Kekasihnya menyanggupi permintaannya.
*****
Sepulang dari kampus, nyatanya Hyunjin masih di hadapkan dengan serentetan jadwal pemotretan. Hal itu bahkan berlangsung hingga tengah malam. Sudah biasa sih begini, tapi badannya tetap saja lelah.
Sekitar pukul satu malam, barulah Hyunjin tiba di rumah. Meski inginnya untuk segera berbaring sangat kuat, Hyunjin masih mengerti jika ia tidak tinggal sendirian. Ia berusaha membuat suara seperlahan mungkin saat masuk di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
EXCHANGE [END]
Fiksi PenggemarSummary : ✍🏻 Han Jisung di paksa menikah dengan seorang anak dari rekan bisnis orang tuanya. Namun tepat pada hari pernikahannya, calon mempelai wanitanya melarikan diri. Sehingga saudara kembar dari wanita tersebut yang menggantikannya, sayangnya...