Bagian 13

12 4 0
                                    

Pengajaran.

●●●

Tanggal 11 Desember.

Tiga hari sebelum ujian akhir semester yang akan dimulai di hari senin, minggu depan.

Malam hari di rumah Bella.

Setelah mendapat cara yang diberikan Bu Lulik beberapa hari lalu, Bella dibuat bingung sendiri. Ia duduk di meja belajarnya dan menghadap beberapa buku untuknya belajar. Ia sering kali memijat kepalanya karena merasa pusing.

"Aku harus bisa!!"

Lalu, saat pukul tujuh malam, ada suara motor matic yang berhenti di halaman rumah Bella. Tak lama, pintu kamar diketuk dari luar.

Bella pun membukakan pintu.
"Norin.. makasih udah mau datang."

"Sans aja. Boleh masuk ni?"

"Ya! Ayo masuk."

Setelah Norin masuk, Bella mengambilkan minuman dan cemilan untuk temannya itu. Ia duduk di meja belajarnya lagi, sementara Norin duduk di tepi tempat tidur Bella.

"Bell."
Panggil Norin.

".. hmm?"
Bella menengok.

Norin melihat mata Bella yang terlihat capek.
".. dari pertama masuk, aku udah curiga sih. Kamu capek, kan."

Bella tidak perlu berbohong atau pura-pura baik-baik saja.
"Hehe.. iya. Aku lagi capek. Hehe."

"Kamu ini kebiasaan kalo belajar ngga kenal waktu."

"Iya ni. Habis dikasih tau soal prakerin, malah jadi bebanku."

"Prakerin? Kamu gak serius mau turun peringkat kan?!!"

"Enggak.. kan ada cara lain."

"Ha? Cara lain?"

"Loh..!! Emang aku belum cerita, ya?"
Tanya Bella yang agak terkejut.

"Belum."
Norin menggeleng.
".. cerita apa sih?"

"Loh.. iya to?"
Tanya Bella lagi meyakinkan diri.

"Belum, Bellaaa..!"

"Oalah.. jadi gini ceritanya."
Bella mengadap ke arah Norin.
".. minggu lalu, aku main ke rumah bu Lulik.

"Bu Lulik siapa?"
Tanya Norin.

"Bu Lulik kepala sekolah dong."

"He?! Masa? Niat banget!"
Kaget Norin.

"Iya! Aku ke sana sama Keeinan."

"Apa?! Keeinan?!"
Kagetnya lagi.
".. duh, kaget aku. Pelan-pelan ya."

"Ini juga udah pelan-pelan, beb."

"Kamu makin dekek aja sama Keeinan."

"Aku deket sama siapa aja. Kamu tau sendiri."

"Iya sih. Lanjut."

"Nah.. intinya, bu Lulik itu temannya ayahnya Keeinan. Jadi dia sudah akrab sama bu Lulik."

"Hee? Tambah keren aja, si Keei."

"Hmm.. tambah?"

"Halah.. lanjut aja!"

"Iya. Trus aku ngobrol-ngobrol gitu, sampek bu Lulik tau masalahku, trus kasih solusi deh."

"Solusinya apa?"

Matahari Dan Bulan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang