Bagian 24.1

6 4 0
                                    

Dibalik Kebun Kelapa.

●●●

Malam tahun baru.

Dibalik kebun kelapa.

Dari semua orang di tanah kosong seluas halaman sekolah, Abas yang terlihat paling uring-uringan. Dia tiba-tiba marah dan tiba-tiba bicara tidak jelas, pokoknya tidak jelas.

"Ahh.. Sialan!! Kemana sih manusia itu!!"
Marah Abas.

"Kamu ini kenapa sih! Sabar lah!"
Balas Indra.

"Sabar ya sabar! Dia ditelepon enggak bisa. Engga ada kabar sama sekali, bagaimana bisa sabar!"
Lalu ia mendekati Bella dengan tatapan nafsu seperti sebelumnya.

"Oe.. mau apa kamu!"
Tegur Indra.

"Wisnu!! Aku nimkati aja dia ya! Enggak sabar lagi!!"

"Jangan gila!! Kendalikan dirimu."
Balas Wisnu.

Dari percakapan barusan, Bella jadi tau salah satu tujuan orang-orang ini..

"Menikmati?!!! Jangan-jangan...!!"
Bella menduga kemungkinan terburuk yang akan menimpanya.

"Lepaskan aku.. aku mohon!!"
Bella kembali merengek. Suaranya sangat kecil, Ia benar-benar kehausan, tenggorokannya sangat kering.

Abas berjongkok lagi dengan tatapan yang sama pada Bella.
"Iya sayang... tunggu sebentar ya."

"Aku.. mohon.. jangan lakukan itu!! Aku mohon!"

"Ohh... suaranya.. nikmat sekali!"
Abas lebih bernafsu lagi.
".. cukup aku tidak kuat lagi--"

"Abas.. cukup!"
Bentak Wisnu.

"Diam!!"
Bentak Indra lebih keras lagi. Ia mengangkat tangannya mengisyaratkan untuk tidak membuat suara apapun.

Hening.

Hening.

Hening.

Semua diam, hanya suara kayu terbakar dari tong api unggun yang terdengar, dan suara samar-samar dari balik kegelapan kebun kelapa.

Srek.. srek.. srek.
Suara langkah kaki yang menggaruk tanah terdengar dari jalan masuk di kebun kelapa.

"Siapa?!"
Ucap Wisnu pelan.

"..??"
Wisnu dan Abas berdiri, dan mereka semua menatap ke arah jalan masuk.

Tap.. Tap.
Orang itu berhenti, dan dia adalah Keeinan.

Keeinan menatap mereka semua dengan tatapan dingin, matanya menyisir dari kanan ke kiri dan kiri ke kanan.

"1.. 2.. 3.. 7.. Sekitar 20 orang ya!
15 laki-laki di sini, 5 perempuan di rumah itu! Dilihat sekilas, mereka seumuranku."

Sama seperti sebelumnya, itu hanya penilaian dari pandangan pertama Keeinan.

".. apa di rumah itu masih ada orang lain?"
Tanya Keeinan dalam hatinya.

"Siapa kamu!!"
Bentak salah anggota Balor.

"Yoo... aku ke sini mau jemput temanku."
Jawab Keeinan.

Matahari Dan Bulan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang