Bagian 3

15 5 0
                                    

Penghubung.

●●●

Sabtu Pagi.

Hari ini, untuk mengisi hari libur, Keeinan dan gengnya pergi ke angkringan (Cafe sederhana/Warung) di bawah jembatan kota (Bantaran sungai.)

Tempat ini dipilih oleh Gading, dan karena dia yang pilih, pasti ada alasannya. Terbukti benar! Alasan utama dia mengajak ke angkringan ini adalah mbak-mbak penjualnya yang super mantab.

"Disini emang terbaik."
Kata Gading.

Memang iya, di bawah jembatan kota ini memang suasana sejuk, ada pohon besar yang berjejer di atas sepanjang bantaran sungai. Tapi Keeinan sudah paham apa maksud bosnya itu.

Gading, Keeinan, dan Bagas duduk di salah satu bangku yang ada di angkringan, dan Bagas memesan untuk mereka bertiga.

Selain karena hawanya yang enak, alasan lain Keeinan mau ke sini adalah wi-fi. Wi-fi di angkringan ini super cepat untuk ukuran angkringan sederhana.

"Fuuuhh!!"
Tiba-tiba Gading menghela napas berat.
".. kasihan ya."

"Kasihan apa? Kenapa?"
Tanya Bagas yang baru saja duduk di sebelah Keeinan setelah memesan. Ia kembali membawa beberapa gorengan di piring kecil.

"Coba aja ada ceweknya. Masak semua laki. Dikira gay nanti."

"Ngga bakal ada yang ngira gay!"
Balas Keeinan yang sedang sibuk dengan youtube-nya.

"Kalo gitu, kenapa ngga bawa pacarmu?"
Tanya Bagas.

"Belum ada."
Jawab Gading.

"Ehh~"
Kaget Bagas yang sedikit diberi nada.
".. kalo gitu, targetmu siapa, hm?"

"Hmm.."
Gading sambil melirik Keeinan dan mengangkat sudut bibirnya.
".. mungkin Bella, sih. Heh."

Menyangkut nama Bella, Keeinan sudah merasa kalau Gading sedang memancingnya, walau ia belum melihat mata mereka, Keeinan tau kalau semua pandangan itu mengarah padanya.

"Apa?!"
Ucap Keeinan, Ia juga risih dilihat terus.

"Bella lho, Keei!"
Kata Bagas.
".. beritanya udah sampe kelas Mm3, kalo Keeinan lagi deket sama Bella Ak4."

*MM = Multimedia.
AK = Akuntansi.

"Apa?! Udah sampe kelas mu?!"
Kaget Keeinan.
".. Ding! Ulahmu ya!!"

"Eh.. nggak! Aku ngga tau apa-apa. Sumpah ✌"

"Emang bener, Keei?"
Tanya Bagas meyakinkan diri.

"Engga!"
Jawab Keeinan tegas.
".. bohong itu."

"Hee.."
Balas Bagas.
".. padahal bisa jadi berita gede."

"Gede ndasmu!"

"Tapi Keei... daripada Bella jadian sama Gading, aku lebih setuju Bella jadian denganmu, hm."

"Hah!! Apa maksudmu!"
Balas Gading.
"

.. Bella pasti suka punya pacar keren, ganteng kayak gini."

Matahari Dan Bulan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang