Bagian 23.1

6 4 0
                                    

●●●

Sore pun tiba.

Saat semua sudah segar dan selesai mandi, mereka berkumpul di ruang depan.

"Kok agak gerah ya."
Kata Diana yang sedang membaca majalah.

"Mendung."
Kata Keeinan yang paling dekat dengan pintu rumah.

Lalu, Adell dan Bella baru datang dari luar rumah sambil membawa bungkusan yang entah apa isinya.

"Apalagi itu.."
Kata Keeinan.

"Hehe.. jajan."
Jawab Adell.
".. oh iya, aku tadi dengar kalo ada yang berantem."

Gading dan Keeinan spontan melihat ke arah Adell.

"Berantem?"
Gading meletakkan handphonenya.
".. siapa? Dimana?"

"Ya nggak tau.. cuma denger aja."
Jawab Adell.

"Di utara."
Jawab Bella.
".. bukan sekarang sih.. tapi kemarin. Kata ibu-ibu tadi tiga orang dikeroyok gitu."

"Mati kah?"
Saut Gading.

"Husss!!! Mulut ya!"
Bentak Diana menegur.

"Aku nggak tau juga keadaannya gimana."
Jawab Bella dengan raut wajah khawatir.
".. neh.. aku jadi inget peringatan ibu-ibu yang jual sarapan yang kemarin itu."

"Tenang aja, aku yang melindungi kalian semua."
Kata Gading dengan percaya diri.

Walau itu hanya omongan belaka, tapi mereka percaya dengan ucapan Gading.

"Iya iya.. mas pendekar."
Balas Diana.

• Pukul 18:00.

Rasa bosan menghampiri Keeinan, ditambah hawa gerah, ia merasa harus keluar dari rumah, walau entah mau ke mana..

"Kak.. mau ke mana?"
Tanya Adell yang duduk di teras bersama Bella.

"Cari angin."

"Ikut.."

"Iya."
Keeinan mengangguk.

"Aku juga ikut."
Kata Bella.
Daripada sendiri, ia juga ikut dengan Adell mencari angin bersama Keeinan.

Sampai di kawasan pantai, seperti yang dibayangkan, tempat ini luar biasa ramai, saking ramainya pengunjung, di jalan trotoar sampai berdesakan.

Sementara itu, di pasir putih pantai, tim penyelenggara pesta kembang api masih sibuk menbenahi jejeran kembang api yang akan menjadi acara utama malam ini.

Keeinan bersandar di tebing pembatas pantai, ia melihat ke timur ke arah tanjung buatan yang lebih ramai dari di atas sini.

"Aku suka tempat itu."
Kata Bella.

"Tanjung Argo? Mau ke sana?"
Tawar Keeinan.

"Eh? Ngga ah. Rame, males turun juga."

Adell kembali dari menerima telepon.
"Kak.. ikut yuk."

"Ha? Kemana?"

"Ke tempat temanku."

"Teman?"

"Iya.. 'teman' ku."

"Kalo gitu aku balik lah ya."
Kata Bella.

"Ikut aja."
Kata Keeinan.

"He'eh.. ikut aja kak Bell."
Tambah Adell.

"Ngga deh.. pulang aja."

"Tak antar kalo gitu."
Kata Keeinan lagi.

"Nggak usah lah.. kenapa juga. Xixixi."
Balas Bella.
".. udah sana."

Matahari Dan Bulan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang