Bagian 25

17 5 0
                                    

Pertukaran Setara.

●●●

01 Januari.

Pukul 00:59 dini hari.

Keeinan dan lainnya berjalan menuju penginapan, tapi sebelum sampai di pintu masuk ke pasir pantai, Bella terbangun dari tidurnya yang masih di gendongan Keeinan.

"Emhh.."
Kepala Bella tergerak di pundak Keeinan dan merasa berat untuk membuka matanya.

"Kenapa bangun?"
Tanya Keeinan.
".. kita belum sampai."

Bella akhirnya sadar kalau ia baru saja keluar dari neraka. Tapi ia menjadi panik saat melihat darah kering di wajah Keeianan.

"Keei.. darah! Darah kamu."

"Ah.. nggak papa."

Mereka berhenti di depan pintu masuk ke pasir pantai, di sini sudah sangat sepi, manusia-manusianya sudah kembali tidur, hanya beberapa orang saja yang masih terlihat, entah apa yang mereka lakukan.

"Keei.. kayak e kalo kalian pulang kayak gini, mereka bisa jadi khawatir."
Kata Gading saat melihat melihat kondisi Keeinan dan Bella yang sangat lusuh.

"Emm.. iya juga."
Setuju Keeinan.

"Tunggu bentar."

Gading pun membeli obat bersama Satria dkk yang juga kembali ke penginapan mereka, sementara Keeinan menunggu sambil menjaga Bella.

"Acaranya udah selesai ya?"
Tanya Bella walau ia sudah melihat bekas kembang api di pantai.

"Hap.."
Keeinan membetulkan posisi gendongan Bella di punggungnya.
"Yaa... udah selesai."

"Keei.. aku turun aja, nggak papa."

"Udah nggak papa."

"Aku berat ya."

"Yaa.. sedikit."

"Uhh!!"
Bella menguatkan pegangannya du leher Keeinan.
".. jahat kamu."

"Ah.. Xixi.."
Keeinan terkekeh pelan.
".. kenapa cewek kalo dibilang berat pasti marah?"

"Ya sama kalo cowok dibilang pendek."
Jawab Bella sambil menggembungkan pipinya.

"Haha.. bisa aja."

Karena lama menunggu Gading, Keeinan turun ke pasir pantai.

"Mau ke sana?"
Tanya Keeinan sambil melihat tanjung buatan Argo.

"Em.. boleh."
Jawab Bella sambil mempererat pegangannya yang melingkar di leher Keeinan.

• Tanjung Argo.

Ternyata di tanjung Argo masih ada beberapa orang, beberapa keluarga yang masih di sini. Saat Keeinan berjalan di jalan tengah ini, mereka semua melihatnya karena babak belur.

"Keei.."
Bella menyembunyikan wajahnya di punggung Keeinan.

"..."
Keeinan tidak memperdulikan tatapan mereka.

Wuuuusss...!!
Angin pantai berhembus saat Keeinan menuju ke pondok terakhir di Tanjung Argo ini.

"Kamu.. duduk sini dulu ya."
Kata Keeinan menurunkan Bella dan mendudukannya di tempat duduk di pondok ini.

"Adi-dih-dih.."
Erang Bella pelan saat meluruskan kakinya.

"Eh!! Sakit ya?"

"Kayak mati rasa gitu rasanya."
Jawab Bella sambil mengurut kakinya.

Matahari Dan Bulan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang