Bagian 2

20 6 0
                                    

Jalan pilihan.

●●●

Minggu pagi.

Pagi ini, sejak dari subuh tadi, Keeinan berada di taman yang ada di depan perumahannya. Dia di sana, di salah satu ayunan, dan berdiam diri, ia seperti memikirkan sesuatu yang cukup berat.

".. aku harus apa? Caranya gimana? Trus, apa aku bisa?"
Gumam Keeinan dengan tatapan kosong.
".. ahhg!! Ada aja yang buat bingung!"

Kriyet.. kriyet..
Keeinan mangayunkan ayunan tua ini ke depan dan belakang sampai terdengar bunyi karatnya yang bergesekan. Lalu, ada seseorang perempuan bersama anak kecil yang kebetulan ada di taman ini, ia melihat Keeinan.

"Mas Keeinan.."
Panggil perempuan itu yang juga sedang jalan-jalan di taman ini bersama adik laki-lakinya. Dia bernama Dini, tetangga depan rumah Keeinan.

"Mbak Dini?"
Balas Keeinan yang agak kaget karena tiba-tiba ada orang di dekatnya.

"Kamu main sana."
Kata Dini pada keponakan laki-lakinya.

"Iya."

Setelah anak laki-laki itu pergi, Dini tersenyum ke arah Keeinan.
".. kenapa bengong mas?"

"Hehe.. enggak kok, mbak."
Jawab Keeinan dengan tawa garing.

"Aku boleh duduk?"

"Silahkan..."

Dini masuk ke ayunan dan duduk di depan Keeinan.
"Lagi galau ya? Baru putus? Xixi."

"Heh heh.. enggak kok.."
Jawab Keeinan sambil menggaruk kepalanya.
".. cuma ada yang agak kurang aja."

"Heeee... gitu ya. Btw kamu kelas 12, kan?"

"Iya.."

"Habis lulus mau ke mana? Kuliah apa kerja?"
Seperti tau apa yang sedang dikeluhkan Keeinan, Dini bertanya sesuai yang dipikirkan Keeinan.

"Ah.. aku masih bingung."

"Ohh.. Jadi kamu lagi galau soal ini."

"Ya gitu lah."

"Anak SMK Bangsa bisa bingung juga soal seperti ini. Hihihi."

"..."
Keeinan tersenyum kecil.

".. aku juga sama kok, Keei. Dulu aku juga bingung sama kayak kamu."

"Iya to mbak?"

"Ya.. mamaku mau aku kuliah di Universitas Bangsa (UB), papaku mau aku kuliah di Universitas Sura (US) tapi akunya mau kerja dulu.."

"Hee.. kayak e lebih parah."

"Kan.. makanya aku mungkin tau rasanya jadi kamu sekarang."

"Trus gimana mbak?"

Ayunan yang mereka naiki bergerak konstan dengan perlahan.

"Yaa.. walau harus debat dulu sama papa mama, aku tetap pilih pilihanku dong."
Jawab Dini dengan senyum kecilnya.
".. aku kerja dulu satu tahun, trus tahun berikutnya aku masuk kampus Sura disambi kerja part time sampe sekarang."

Matahari Dan Bulan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang