Happy Reading....
Terima kasih semuanya yang sudah membaca My CEO or My Doctor 2. Jangan lupa follow akun wattpad aku dan ig aku elxes321 untuk melihat update-an cerita dan disana ada cerpen random yang bisa kalian baca.
Kali ini Arka akan bertemu dengan om Abi, papa Darwin. Dia ingin meminta beberapa tanda tangan pada berkas yang berkaitan dengan rumah sakit.
"Suster, bisakah anda beri beberapa berkas ini kepada pak Abi? Saya ada operasi hari ini." Suster tersebut menerima tumpukan berkas bermap kuning dan Arka sendiri akan masuk kedalam ruang operasi untuk pemasangan ring di jantung pasien.
"Arka," seseorang memanggilnya dan Arka mengurungkan niat untuk segera melakukan operasi.
"Ada apa kak?" Arka menatap sepupunya yang bernama Irene. Tanpa basa-basi pun dia tau apa tujuan dari kakak sepupunya itu. pasti ingin bertemu dengan om Abi.
"Aku Cuma mau memberi kamu sesuatu dan aku tidak bisa lama-lama. Bye." Arka tidak membuka amplop tersebut dan akan lebih melakukan operasi terlebih dahulu.
******
Arka membanting hp yang digenggamnya. Perusahaannya kalah tender dengan perusahaan milik Bagas, rivalnya sampai saat ini.
"Kacau semuanya." Dia mondar-mandir didepan sahabatnya Akash dan Erwin. Hari ini rasanya kacau apalagi semenjak Illa tidak mau berbicara dengannya sejak kemarin malam.
"Ka, duduk dulu!" Erwin menyuruh Arka untuk duduk disampingnya dan mencoba berfikir matang dengan keadaan saat ini.
Mereka berdua mengerti bagimana kalutnya seorang Arka yang harus mengurus 2 perusahaan, rumah sakit, Aya, dan istrinya. Semuanya adalah cobaan yang sangat sulit ia lalui sendirian.
"Bro, sudah dari lama Bagas selalu mengikuti apa yang perusahaan lo lakukan. Setiap tender yang lo ikuti dia akan ikut. Jadi satu kekalahan tidak apa-apanya dengan 89% keberhasilan lo dari dia." Ucap Akash menenangkan Arka.
Mungkin istirahat kali ini Arka hanya akan berdian diri didalam ruangan.
"Jorok lo jadi manusia." Erwin melemparkan jas dokter yang tadi ia pakai. Memang setelah dia operasi langsung rapat di perusahaan Nugraha. Setelah itu mereka pamit akan ke kantor tempat mereka bekerja meninggalkan Arka sendirian.
Dia melipat jas itu dan tanpa sengaja tangannya merasakan sesuatu di kantong jas tersebut lalu menemukan sebuah amplop berlogo rumah sakit lain. Dia membuka kertas itu dan bertuliskan nama pasien Annisa Erwati dan dibawahnya terdapat tulisan positif. Bukan itu saja, didalam juga terdapat 5 test pack dengan dua garis biru.
Kenapa hari ini dia begitu sial dan ditimpa hal bertubi-tubi. Rasanya semua barang yang ada didalam ruangan itu dia buang.
"Arka," tindakannya terhenti oleh adanya Darwin yang barusan masuk ruangannya. Dia tahu kalau sepupunya itu akan membahas tender yang dimenangkan oleh Bagas.
"Apa itu?" tanya Darwin saat melihat Arka meremas amplop tadi dibelakang tubuhnya.
"Jangan pedulikan ini. ayo kita bahas sekarang." Darwin mengiyakan. Arka memasukkan amplop tadi didalam jas putih miliknya.
Malam begitu sunyi bagi Arka, dia berada diatas rooftop rumahnya merenungkan apa yang terjadi esok tadi. Beberapa panggilan dari Caca dia acuhkan, entah sudah berapa lama dia duduk disana menikmati pemandangan yang sepi karena dia tinggal di sebuah cluster yang pastinya para pemilik sibuk dengan urusan dunia seperti dirinya. Namun, tidak untuk hari ini.
"Masuk! Nanti kamu masuk angin." Arka menatap Illa yang masih marah soal kejadian tempo lalu. Semarahnya dia Illa tetap khawatir dan peduli tentang kesehatan suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CEO OR MY DOCTOR 2
ChickLit"Ada 3 hal dalam mengucapkan kata selamat. Selamat atas pencapaianmu, selamat ulang tahun, dan selamat tinggal. Tapi aku tidak menyukai selamat yang ketiga." Kalau saja dua pilihan dapat ia pilih semuanya namun dirinya dipaksa akan sebuah pilihan...