Publish ulang!
Sebelumnya aku kasih tau ya kalau cerita ini publish ulang tapi alur ceritanya akan berbeza dengan cerita dulu!!!
Happy Reading.....
Illa atau Nila Purnama merupakan istri sekaligus ibu untuk tiga orang anak dimana salah satu tantangan besar bagi semua para perempuan yang berumah tangga.
"Kalian duduk yang anteng ya, mama masih nyuapin adik. Aya jangan ganggu bibi ya, sama papa dulu." Itulah salah satu keributan di keluarga mereka.
Menurut Arka hidupnya berubah 360 derajat semenjak kehadiran ketiga anaknya bahkan walaupun dulu awalnya menikah dengan Illa hidupnya hanya berubah 90 derajat dan sekarang dia menjadi the real bapack-bapack. Hehe.
"Aya sini sama papa." Arka yang baru saja turun dari tangga menangkap Aya yang berlarian mengganggu bibi dan dipangkunya Aya bersama Atha yang hanya diam saja. Dalam hati Arka pernah berkata bila ia akan membayar mahal bila ada seseorang yang bisa membuat anak laki-lakinya berbicara banyak dan berekspresi namun gagal karena uang tidak bisa bertindak banyak hal.
Kenalkan anak dari mereka, yang pertama bernama Athaya Atharazka Nugraha alias Atha dan yang kedua Attaya Arkadewi Dirgantara alias Aya mereka kembar identik. Dan yang terakhir anak mereka bernama Brian Azkara Dirgantara yang sekarang ini berumur 3 tahun seperti putri Caca dan Darwin.
"Kok kamu ninggalin aku sih padahal tadi malam aku udah bilang mau turun bareng kamu." Arka cemberut karena sang istri meninggalkannya untuk bangun duluan.
"Brian tadi pagi nangis Arka, jadi aku gak bisa nunggu kamu." Jawab Illa dan karena suaminya yang masih cemberut dia mencium pipi mulus suami namun tidak ada yang memperhatikan.
"Gitu dong morning kiss tiap hari jadi aku gak akan marah. Udah yuk sarapan soalnya hari ini aku harus ketemu Caca di rumah sakit karena kan rumah sakit akan ada akreditasi jadi Caca harus terlibat walaupun dia tidak bekerja lagi." Jelas Arka dan mereka mulai sarapan bersama dengan kegaduhan yang ada.
Arka Pov
"Pagi dokter Arka." Sapa perawat yang berada di resepsionis dan hanya gue angguki semata menghormatinya.
Ruang tunggu di depan dokter anak sudah banyak sekali antrian untuk imunisasi salah satunya Caca yang memangku Illona menunggu giliran masuk ke dalam.
Saat menatap mereka rasa iba muncul begitu saja. Caca yang memangku anaknya hanya diam dan tidak pernah sekalipun dia melihat Darwin mendampingi mereka. Apalagi pasti sebentar lagi dia akan kerepotan harus menenangkan Illona yang menangis setelah divaksin.
"Ca, masih lama? Sini Illona gue pangku pasti lo capek dari tadi memangku anak petakilan ini." Gue menggendong Illona menciuminya hingga kegelian dan tertawa girang. Gue bahkan tidak bisa membayangkan gimana dan bagaimana anak gue berada di posisi Illona yang selalu ditinggal papanya. Bahkan gue ingat dengan Brian yang dulu imunisasi nangis kejer karena takut dengan jarum suntik dan harus gue yang menenangkannya.
"Iya nih masih lama, ini masih di antrian 8 sedangkan gue di antrian 13. Kita mau bahas sekarang buat akreditasi rumah sakit ini? Takutnya lo itu keburu ada operasi atau rapat gitu." Ucapnya.
Terlihat ada 2 tas yang dibawa oleh istri sepupu gue itu, dia sedang mengeluarkan laptop namun gue hentikan kegiatannya itu.
"Lo gak berat bawa dua tas atau lo gak ada baby sitter gitu? Simpen tuh laptop lo nanti saja membahasnya." Tanya gue.
"Haha sebelumnya juga dulu lo sering lihat gue sama Illa mandiri kan? Kenapa lo kayak iba banget sih lihat gue kayak gini. B aja kali." Jawab Caca malah tertawa.
Belum sempat menjawab tibalah antrian Caca untuk imunisasi anaknya dan gue menunggu di ruang tunggu sekalian mengecek email masuk. Namun tiba-tiba ada seorang ibu-ibu yang berperut besar duduk berjarak dua kursi dari gue dia juga sendirian.
"Gak ikut masuk mas dokter? Beruntung istri anda selalu ada yang menungguinya untuk imunisasi. Selalu seperti itu ya mas dokter." Ibu-ibu itu pamit karena dipanggil suster untuk masuk dan Caca keluar dengan Illona yang rewel.
"Ayok kita ke ruangan gue saja nanti biar Illona biar dirawat sama suster dulu." Gue membawa tas besar milik Caca dan kami menuju ke ruang biasa gue kerja.
Sesampainya di ruangan, gue memanggil suster untuk menjaga Illona dan kami fokus untuk membahas rumah sakit.
"Berarti hanya itu saja ya yang kita bahas, nanti kalau butuh bantuan gue siap bantu lo kapanpun." Ucapnya seperti tidak memiliki beban sama sekali. Dia memasukkan laptop ke tasnya dan mengeluarkan telponnya.
"Hallo Darwin, iya ini Illona udah diimunisasi." Ternyata dia mendapat telpon dari suaminya. "Arka di depan ku, baru aja kami selesai rapatnya kok. Cepat pulang Illona dan aku kangen!" Caca mengusap air matanya yang turun ke pipi dan gue pernah membaca artikel jika air mata jatuh di tengah pipi tandanya dia sudah frustasi.
"Hah iya aku udah minum vitamin dan kamu juga jangan lupa makan." Mereka yang romantisan gue yang malu.
Pov End
Tbc......
Hallo semuanya apa kabar? Semoga kita semua selalu sehat ya...
Oh ya aku mau kasih tau ke kalian dulu kalau cerita ini akan ending tanpa extra part. Dan kalau kalian ingin tahu bagaimana keadaan rumah tangga para tokoh bisa kalian baca di ebook MCMD 1 ya.
Jangan lupa untuk selalu vote, komen dan follow akun aku ya. Love you all💜
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CEO OR MY DOCTOR 2
ChickLit"Ada 3 hal dalam mengucapkan kata selamat. Selamat atas pencapaianmu, selamat ulang tahun, dan selamat tinggal. Tapi aku tidak menyukai selamat yang ketiga." Kalau saja dua pilihan dapat ia pilih semuanya namun dirinya dipaksa akan sebuah pilihan...