CHAPTER 1

1.9K 72 1
                                    

publish ulang

Sebelumnya aku kasih tau ya kalau cerita ini publish ulang tapi alur ceritanya akan berbeza dengan cerita dulu!!!

Happy Reading.....

"Ca, bangun gue masih butuh lo di hidup gue." Tangis Illa terdengar sangat kencang di ruang rawat inap dan disana hanya ada dia seorang juga orang yang ditangisinya terbaring lemah di kasur rumah sakit dengan tangan yang diinfus.

Suara Illa itu menyebabkan orang yang menutup mata seketika terbuka karena suara berisik yang dikeluarkan.

"Berisik banget sih lo. Gue itu cuma sakit tifus bukan koma dodol ngapain sampai nangis kejer gitu." Protes Caca yang dari tadi berusaha untuk istirahat karena habis minum obat.

"Hehe sengaja ngetes kuping lo masih berfungsi atau udah congekan."

Memang makhluk yang Bernama Illa harus dia singkirkan jauh-jauh karena setelah beranak tiga jokesnya udah beda. Dasar emak-emak sein kiri belok kanan, batin Caca.

"Oh ya tadi gue titipin Illona ke oma kan beliau suka banget kan kalau ngemong Illona soalnya cerewet beda sama anak gue si kembar." Beritahu Illa tentang keberadaan anak Caca. Anak Caca saat ini berusia 3 tahun seperti anak Illa yang ke tiga bernama Brian.

"Gue tadi ngelihat ada dokter Raka. Dia masih jomblo dan kayaknya dia masih suka sama lo deh buktinya tadi dia yang bantu gue gendong lo." Beritahu Illa dengan wajah yang menggoda Caca.

"Jangan mengadi-ngadi dih. Darwin denger mampus lo sekeluarga" Ucap Caca menirukan seorang selebgram lalu menutupi wajahnya dengan selimut.

"Gue punya Arka, mau apa lo." Bukannya takut malah menantang bahkan dia menjulurkan lidah mengejek Caca.

Illa Pov

Gue baru saja pulang dari menjaga Caca yang di rumah sakit dan Caca disana dijaga oleh mamanya Darwin.

"Oma, makasih ya udah jagain rumah dan anak-anak. Oh ya oma udah makan belum?" gue menghampiri oma yang duduk di ruang keluarga bersama baby sitter.

"Oma udah makan kok. Gimana keadaannya Caca? Tadi Illona nangis nyariin dia dan kamu tau kan gimana Illona kalau gak ada mommy nya." Ucap oma dengan memakai tasnya hendak pulang karena opa sendirian dirumah takutnya digondol sama ART dirumah.

"Udah ya oma pulang dulu, assalamualaikum." Pamit oma dan mobil yang ditumpangi oma menghilang dari gerbang barulah gue masuk.

Gue menatap jam dinding yang besar di ruangan dan jam tersebut menunjukkan jam 10 malam namun Arka belum pulang sama sekali. Biasanya kalau lembur atau sedang ada operasi pasti mengabari gue ataupun orang rumah tapi baru kali ini tidak.

Gue mengambil telpon dan berkali-kali mendial nomernya namun tidak ada jawaban hingga gue mendengar suara klakson mobil Arka. Buru-buru gue membuka pintu dan didepan gue sudah ada Arka yang membawa tasnya.

"Hai sayang kok belum tidur?" tanyanya sambil memeluk gue dan mencium kening gue agak lama. Tercium wangi yang berbeda dan gue hafal bau parfum ini.

"Tadi kamu ketemu Caca gak? Dan kamu udah tau kalau dia di rumah sakit?" tanya gue.

"Oh iya tadi sempet ketemu dan aku tau karena suster Rina ketemu aku dan ngomong kalau Caca sakit." Jawabnya.

Kami berjalan menuju ke kamar kita yang berada di lantai dua dan Arka langsung masuk kedalam kamar mandi sedangkan gue mengambilkan dia kaos dan celana pendek.

"Kok gue ngerasa Arka aneh hari ini dan parfum itu kenapa baunya seperti-," lamunan gue buyar karena Arka keluar dari kamar mandi dan segera memakai bajunya lalu menyusul gue yang rebahan di tempat tidur.

MY CEO OR MY DOCTOR 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang