publish ulang
Sebelumnya aku kasih tau ya kalau cerita ini publish ulang tapi alur ceritanya akan berbeza dengan cerita dulu!!!
Selamat hari minggu
Happy Reading.....
Caca berjalan menuju ke sebuah ruangan dengan warna pintu yang berbeda dari sekelilingnya. Dia mengetuk pintu lalu masuk menemui pria dengan 3 anak, yaitu Arka.
"Gak ada yang lihat lo kesini kan?" tanya Arka was-was kalau ada yang melihat mereka berdua.
"Aman. Illona juga gue titipin ke istri lo. Jadi rahasia kita aman." Jawab Caca meyakinkan Arka.
Mereka berdua sibuk dengan proposal dan beberapa laporan yang ada ditangan mengatur semua strategi dan kebijakan baru.
"Beberapa akhir ini lo lihat perubahan sikap Illa?" tanya Arka, tanpa melihat Caca. Caca sendiri sibuk dengan dokumen yang ada ditangannya.
"Kalau lo bermain halus dibelakang, kita bakal aman tapi lo kadang tidak pernah paham maksud gue Ka." Protes Caca.
Dia hanya duduk mengamati Arka yang dari tadi juga menatapnya.
"Kalau sampai ada yang tahu kita bermain dibelakang mereka, entah bagaimana kepercayaan gue kembali." Peringat Caca.
"Baik."
*****
Sore ini Aya hanya sendirian di taman bermain dekat kompleks rumah, hal ini disebabkan karena kemarin Arka melarangnya untuk menginap kerumah ontynya yaitu Caca. Mamanya padahal sudah mengizinkannya lalu saat papanya bilang tidak maka mamanya akan ikut melarang.
"Atha, kamu nakal. Aku tinggal kamu sendirian disini." Yah, Aya tahu kalau Atha tidak tahu arah jalan pulang. Dan karena kesal, dia meninggalkan Atha yang sedang naik ayunan.
"Sebel banget. Saat Atha mau apa saja dibolehin." Aya duduk beralaskan rumput hijau dan tempatnya jauh dari jangkauan Atha.
"Hai adik manis." Sapa perempuan berambut panjang dengan poni yang menutupi dahi. Lucu.
"Kakak Terry." Melihat kakaknya yang baru pulang dari Singapura membuat dia menghilangkan kekesalan terhadap orang tuanya.
"Ngapain? Atha mana?" tanya Terry dengan nada lembut berbeda dengan saat ia masih kecil.
"Gak dibolehin papa nginep ke onty Caca." Adunya kepada kakak perempuannya itu.
Mereka berdua berbincang hingga tidak sadar jika waktu sudah maghrib dan kebetulan Terry akan menginap di rumah Illa.
Sesampainya dirumah Aya terkejut melihat papanya yang barusan sampai dan didekapannya sedang menggendong Atha yang menangis walau tidak terdengar suaranya.
"Atha kenapa Arka? Jatuh?" terlihat mamanya yang barusan keluar terlihat panik melihat kembarannya menangis.
"Ditinggal ditaman sendirian." Beritahu papanya. Aya sekarang takut melihat papanya yang melototinya.
"Jangan diulangi ya Aya. Dia kan kakak kamu dan yang akan menjaga kamu nanti." Nasihat Illa dengan kelembutan.
"Tapi aku bisa jaga diri mama. Umurku sudah 5 tahun dan aku sudah bisa baca alfabet dan huruf hijaiyah." Jawab Aya dan mereka yang ada disekelilingnya tidak dapat menahan tawa karena ucapan yang dilontarkan oleh Aya.
"Sudah sana mandi sama Brian. Mama mau nyuapin kakak kamu dulu." Suruh Illa dan Aya hanya manggut-manggut pergi melaksanakan perintah mamanya.
"Tante Illa, I miss U." Terry memeluk Illa dengan erat lalu bergantian dengan omnya Arka. Dia sudah menjadi remaja yang cantik dengan kulit putih, rambut coklat dengan poni yang menutupi dahi juga lesung pipi yang tercetak sangat manis. Tak gue sangka anak kecil yang dulunya menangis di dalam lift sekarang menjadi gadis ceria yang berani menaiki pesawat sendiri walau masih SMP.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CEO OR MY DOCTOR 2
ChickLit"Ada 3 hal dalam mengucapkan kata selamat. Selamat atas pencapaianmu, selamat ulang tahun, dan selamat tinggal. Tapi aku tidak menyukai selamat yang ketiga." Kalau saja dua pilihan dapat ia pilih semuanya namun dirinya dipaksa akan sebuah pilihan...