CHAPTER 9

836 40 3
                                    

Publish ulang!!!!!

Happy Reading.....

Setelah memandikan para bocil, Illa bergegas masuk kedalam kamar mendapati Arka yang masih tertidur pulas. Dia membangunkan suaminya dengan membuka gorden hingga cahaya pagi masuk kedalam kamar mereka.

"Tutup lagi yank." Pinta Arka mengganti posisi membelakangi jendela.

"Bangun Ka, udah jam 8 loh. Katanya rapat di rumah sakit." Barulah suaminya bangun dan menyenderkan kepala di pundaknya.

"Cepetan bangun, Caca sudah OTW dari tadi." Arka mengangguk lalu turun dari ranjang dan akan menuju kamar mandi.

Namun dia tiba-tiba kembali hanya untuk mencium dahi Illa dan lari menghindari istrinya hingga pipi Illa bersemu merah.

"Illa," dari bawah Caca sudah memanggilnya. Dia keluar dari kamar mendapati Caca sudah rapi mengenakan dress dilengkapi dengan blazer warna hijau.

"Sudah sarapan belom lo?" tanya Illa. Dia sekalian menata sarapan dipiring Arka berupa roti yang sudah di toast, dengan sebuah telur mata sapi dan alpukat.

"Buat Arka?" tanya Caca. Dia menunggu Arka selesai sambil nyemil buah yang tadinya akan Illa makan.

"Ayo Ca, kita sudah telat." Bukannya berhenti untuk sarapan dulu, Arka langsung mengajak Caca untuk pergi.

"Lo sarapan dulu lah Ka, istri lo udah bikin mata sapi se perfect itu loh." Cegah Caca namun,

 "Biar nanti dimakan sama Atha. Kami pergi dulu ya Illa." Pamit Arka menciumnya sekilas lalu pergi hingga menghilang dari balik pintu.

Illa kecewa dengan suaminya yang berbeda, sekecil apapun itu dia pasti akan makan masakannya walaupun sudah terlambat.

"Yah teteh udah pergi." Barusan Terry turun dari kamarnya. Padahal dia ingin bertemu tetehnya tapi sudah keburu pergi, maka kecewa seperti dirinya.

"Tante kenapa wajahnya ditekuk? Marahan sama om?" tanya Terry Khawatir padanya.

Illa menggelengkan kepala dan ijin mau istirahat didalam kamar, tidak lupa menyuruh Terry untuk menjaga adik sepupunya sebentar.

******

Sore, Illa mendatangi sebuah taman untuk menemani para bocil main. Dia bersama Terry mengawasi dari ayunan.

"Tante baik? Apa aku telpon om Arka?" tanya Terry perhatian namun Illa hanya menggeleng. Terry mengangguk lalu mendatangi Atha yang sedang bermain dengan tanah, berbeda dengan Aya hanya diam mengamati cacing di kotak pasir.

"Hai Illa, apa kabar?" tanpa hujan dan angin, Wanita yang sudah lama tidak pernah muncul dihidupnya datang kembali.

Hatinya was-was, apakah dia menjadi dalang berubahnya sikap Arka beberapa akhir ini?

"Eugine? Ko-k lo bisa tau keberadaan gue." Illa terbata.

Bagaimana tidak, mantan pacar Arka datang kembali dihidupnya maka bisa diartikan bahwa keluarganya sedang tidak baik-baik saja.

"Tenang dong, nyonya Arka." Ucap Euginia memutari tubuh Illa dengan berlagak angkuhnya dan mendekap kedua tangan di dada.

Penampilan Euginia masih sama, selalu dengan dress ketat dan pendek hingga menampilkan setengah tubuhnya.

"Sebenarnya ada yang ingin gue kasih tau tentang kehancuran hidup lo dan tiga bocah didepan sana." Masih dengan gaya angkuhnya dia menunjuk ketiga anak Illa dan nada bicaranya begitu mengancam.

"Tidak ada yang bisa menghancurkan keluarga gue, Eugine! Illa didepan lo bukan orang lemah, gertak dikit nangis." Illa tidak ingin dianggap Wanita yang diam saja tanpa berani melawan.

MY CEO OR MY DOCTOR 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang