CHAPTER 5

1K 46 1
                                    

Publish ulang!!!

Sebelumnya aku kasih tau ya kalau cerita ini publish ulang tapi alur ceritanya akan berbeza dengan cerita dulu!!!

Happy Reading.....

"Lo ganggu anak perempuan gue besok lo kehilangan segalanya termasuk aset masa depan lo." Erwin langsung menghentikan tindakannya tersebut dan tiba-tiba matanya berbinar karena melihat pasangan suami istri yang memakai baju berwarna hitam dan juga anak kecil yang di gendong oleh ayahnya siapa lagi kalau bukan Darwin dan Caca.

Erwin menyambut mereka dengan memeluk Darwin karena baru bisa bertemu dengannya dan Darwin dengan suka cita menyambut pelukan dari sahabatnya.

"Aduh keponakan uncle sudah besar, kangen gak sama uncle." Erwin mengulurkan tangan didepan Illona untuk digendong dan tanpa menangis atau apapun Illona menerima uluran tangan sahabat ayahnya, dengan girangnya Erwin karena berhasil meluluhkan hati anak kecil.

"Seneng banget lo bisa gendong Illona. Buruan gih nikah umur udah hampir kepala empat." Ucap Caca membuat Erwin reflek menurunkan Illona.

"Nyenyenye." Erwin membuat muka konyol dan langsung ditabok oleh Akash yang ada disampingnya. Dan korban tabok itupun memegang mulutnya bahkan membuat Illona yang masih tiga tahun tertawa khas anak kecil.

"Gue gak nyangka anak lo Ca, selera humor dan keretcehannya mirip lo. Gitu aja ikut ketawa." Ucap Illa dan diangguki oleh semua orang.

"Oh iya dong dia kan anak gue bukan anak tetangga. Udah ah gue mau kesana dulu ya." Pamit Caca sendirian katanya ingin mengambil makanan dan minum untuk Illona. Namun Illa yang merasa bored pun mengikuti Caca yang sendirian menuju meja tempat banyak makanan terhidang disana.

Caca mengambil piring dan mulai mengambil cemilan yang ada disana dan Illa juga ikut mengambil apa yang menjadi kesukaannya.

"Heh Ca, besok lo kerumah gue ya. Gue boring sendirian." Pinta Illa. "Bored La." Koreksi ucapan dari Illa. Hanya di jawab deheman.

"Hmmm sorry nih gue gak bisa kalau besok. Gue kan harus kerumah sakit buah check up juga gue harus ikut rapat bareng Arka buat akreditasi lusa." Tolak Caca dan membuat Illa harus menghembuskan nafasnya kecewa.

"Udah gak usah cemberut gitu udah tua gak pantes. Gini deh gimana kalau besok malam kita jalan-jalan atau nonton konser atau kita shopping." Tawar Caca dan itu membuat dahi Illa mengeryit karena baru kali ini Caca mau shopping.

"Tumben mau shopping?" tanya Illa namun saat hendak menjawab, suara merdu terdengar di pendengaran mereka dan lagu yang dinyanyikan penyanyi itu membuat kedua sahabat itu mendekat kepada keluargannya masing-masing.

Illa memeluk lengan Arka sedangkan anak-anak mereka dibawa oleh kakek neneknya. Bahkan mereka dengan lancar mengikuti lagu itu. Sedangkan di barisan depan ada Caca dan Darwin yang juga menikmati persembahan lagu malam ini.

Cinta kita melukiskan sejarah

Menggelarkan cerita penuh suka cita

Sehingga siapapun insan tuhan pasti tahu

Cinta kita sejati....

Berikut adalah penggalan lirik yang dibawakan oleh penyanyi diatas panggung karena malam ini bukan hanya tentang ulang tahun perusahaan tapi juga ulang tahun pernikahan oma dan opa ke 63 tahun.

"Babe, sampai kapan ya batas kita untuk menjadi cinta sejati?" Caca memegang tangan Darwin dengan erat meresapi tiap bait lagu yang dinyanyikan oleh artis tersebut.

Menjadi Wanita yang dicintai, tidak pernah terbesit dipikirannya. Tapi ternyata pria yang sekarang merangkulnya adalah pria yang diberikan oleh Allah untuk melindunginnnya. "Sampai kapan pun aku tidak pernah berpaling kepada siapapun. Hanya kamu, untuk kamu, dan selamanya akan seperti itu. Annisa Erwati."

Darwin tidak segan mencium kening Caca didepan umum, biarkan semuanya tahu bahwa dia sangat mencintai istrinya melebihi apapun. "Terima kasih."

Arka Pov

Kami pulang jam 11 malam dari acara tersebut karena harus melayani para tamu. Gue melihat Illa yang terlelap di samping gue bahkan gue juga melihat ketiga malaikat kecil gue kecapekan mengikuti acara tadi.

Tin tin

Pak satpam membukakan gerbang, gue memasukkan mobil ke garasi dan meminta tolong kepada pak satpam untuk memanggil baby sitter untuk membawa anak-anak masuk kedalam sedangkan gue menggendong Illa yang terlelap. Badannya memang pendek tapi berat juga.

Rumah sakit

Hari selasa ini gue punya jadwal yang padat di rumah sakit karena harus mengurusi segala administrasi di rumah sakit yang akan di akreditasi besok. Gue tidak hanya sendiri tapi juga bersama Caca dan dia sendirian karena Illona dititipkan ke Illa.

Kami berdua berangkat bersama namun yang menyetir bukan gue tapi Caca sendiri karena dia ngeyel ingin mencoba mobil baru yang gue beli. Sebelum keluar dari mobil, gue menyuruh dia tukeran tempat duduk karena gengsi kalau ada yang lihat Caca yang menyetir bukan gue.

"Heh Ka, gue mau tanya." Caca menyejajarkan langkahnya dengan gue. wajahnya terlihat serius. "Apa?"

"Apa benar lo sama Darwin sedang tidak akur?" tau dari mana dia? Batin gue

"Kemarin Illa di telpon sama suami gue katanya lo gak boleh urusin hidup kami. Tapi tidak jelas dalam artian apa." Gue tidak menungguinya tapi langsung pergi ke ruangan menghindari percakapan itu.

Gue memukul meja hingga menyebabkan kaca meja itu pecah dan mengenai kepalan tangan gue hingga berdarah dan sangat sakit.

"Ca," panggil gue.

Dia datang sambil mengomel karena suara gue yang mungkin mengganggunya tapi setelah melihat keadaan tangan gue dia menjadi panic.

"Gue panggilin suster Rina." Beberapa saat semua luka diperban oleh teman Caca seorang suster.

"Lo ngerusakin fasilitas rumah sakit gue. ganti rugi nanti!" ucap Caca.

"Kan om Abi ngasih gue tanggung jawab mengurus rumah sakit ini dan ini semua bisa diurus sama duit anggaran." Jawab gue.

"Terus kenapa lo harus ngelakuin ini? gak mungkin kaca ini pecah karena kecelakaan, pasti lo yang mecahin." Gue mengangguk tapi tidak menjawab pertanyaanya.

Pov End

"Assalamualaikum," salam dari Caca yang baru saja pulang dari rumah sakit dan dia sendirian tanpa ada Arka.

"Loh Arka udah ke kantor langsung ya?" tanya Illa dan Caca sedang menghempaskan tubuhnya di sofa namun tanpa hati-hati dia malah salah pendaratan jadi jatuh ke karpet. Illona yang melihat kelakuan mommynya malah tertawa keras khas anak kecil dan semua orang yang melihat Caca yang kesakitan membuat tertawa hingga sakit perut.

"Mommy jatuh," ucap Illona dengan logat cadelnya.

"Makannya lihat-lihat kalau mau mendarat." Ucap Illa dengan tertawa.

"Enggak lo enggak suami lo sama saja buat gue jengkel. Dia ninggalin gue di rumah sakit sendirian tau, dan malah sekarang bukannya lo nolongin gue yang jatuh malah ngetawain. Sahabat apaan lo gak ada manfaatnya. Illona ayo pulang." Entah candaan atau memang marah beneran Caca tanpa pamit langsung pulang dan itu membuat Illa kaget tidak biasanya Caca semarah ini.

"Kenapa dia ya? Coba deh nanti gue telpon Arka." Illa masuk kembali ke ruang tamu menemani anaknya yang anteng menonton spongebob squarpants.

Tbc....

MY CEO OR MY DOCTOR 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang