15| RASA

901 81 27
                                    

"Telat lagi Aluna?"

Aluna tersenyum tidak enak, ia menghela nafas, kemudian mengangguk pelan. Tolong Aluna ingin kabur saja rasanya. Ia bahkan sudah tidak punya muka lagi untuk berhadapan dengan guru galak di depan nya ini.

"Ibu bosan kamu terus-terusan dengar kamu kesiangan."

Capek ya, bu? Sama kok aku juga.

Ingin sekali Aluna berbicara seperti itu, tapi sayang ia hanya punya nyali sebesar dadu.

"Maaf Bu, saya tidak akan mengulangi nya lagi." Aluna menunduk.

Bu Nisa menggeleng.

"Yasudah, kamu bersihkan perpustakaan lantai atas yang sudah tidak terpakai," perintah Bu Nisa.

Aluna mengangguk. "Baik, Bu. Terimakasih."

"Dihukum kok, bilang makasih, aneh." Bu Nisa kembali memeriksa buku-buku yang ada di depan nya.

lah, terus? Aluna harus marah-marah dan merasa tidak terima begitu?

Aluna menghela nafas, lalu pamit pergi dari sana, lama-lama dengan Bu nisa bisa membuat gigi nya rontok.

Dasar guru cantik itu.

❤❤❤

Aluna sampai di perpustakaan. Kotor banget, Aluna bahkan bisa melihat jelas tembok yang tertutupi debu. Padahal banyak orang dikirim kesini untuk dihukum dan membersihkan tempat keramat ini.

Aluna bergidik, cuma dia sendiri disini. Sebenernya Aluna bukan penakut, cuma Aluna sering sekali mendengar isu-isu miring dari teman-teman nya jika sudah bersih-bersih di perpus kosong ini.

Banyak setan nya.

Duh, Aluna menggeleng, ia tidak bisa berpikir aneh-aneh, mendingan ia buru-buru membersihkan tempat ini, lalu cepat-cepat pergi.

"Gak boleh takut, harus mikirin yang seneng-seneng," kata Aluna meyakinkan diri sendiri.

Aluna memegang gagang sapu dengan erat, mencoba memikirkan hal-hal menyenangkan. Namun, malah wajah Garuda yang terpampang jelas di matanya.

"Gak bisa, ini gak bener," kata Aluna menggeleng.

Kenapa jadi Garuda?

Aluna tersenyum tipis. "Tapi, Garuda ganteng juga."

Tiba-tiba pintu perpustakaan tertutup dengan keras, membuat Aluna tersentak kaget. Cewek itu mulai was-was.

"Mungkin angin," ucap nya berusaha menenangkan diri sendiri.

Kaki nya dengan perlahan mundur. Kenapa hari ini hanya dia sih yang kesiangan?

Tapi, kaki cewek itu kembali terpaku, ketika mendengar suara tongkat yang di pukul ke tembok berulang kali. Apa ada orang lain selain dia?

"Ada orang?" Aluna mengeraskan suara nya.

Suara tongkat itu terdengar lagi, seolah menjawab pertanyaan Aluna tadi. Aluna mencoba biasa saja, padahal ia sudah mulai takut. Cewek itu kemudian menarik nafas dengan rasa takut yang luar biasa ia mencoba mengikuti suara tongkat yang terus bersuara itu.

Aluna membalikan sapu nya, menjadikan gagang sapu tadi sebagai senjata. Suara tongkat itu, membawa nya ke dekat jajaran rak buku besar disana. Sampai akhirnya ia mendekat ke salah satu rak dan samar-samar melihat sesuatu disana.

Ada orang yang sedang duduk dengan posisi kaki di selonjorkan dan wajah penuh luka lebam, orang itu terkulai lemas, ia juga beberapa kali meringis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GARUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang