06|PEMIKAT

2.3K 150 6
                                    

Jatuh cinta itu mudah. Yang susah, bikin dia juga cinta.

🍃🍃🍃

Masuk ke dalam kelas nya, tanpa banyak bicara, lalu ia melilitkan dasi yang ada di tangan kiri ke kepala nya. Menatap semua orang disana yang memilih menunduk, berbanding terbalik dengan kaum hawa yang malah menatap nya secara terang-terangan. Ia bergidik, lalu duduk di bangku nya.

Seperti tidak punya kesopanan, ia mengangkat kaki nya ke atas meja. Memejamkan mata dengan kepala yang ia sandarkan pada belakang kursi.

"Woy!!"suara teriakan yang di barengi gebrakan meja itu membuat tidur nya terganggu, ia berdecak malas. Memperbaiki posisi nya menjadi duduk.

"Tidur, mulu lo Garuda,"ucap Afraz, ia duduk di kursi kosong yang dekat dengan perempuan yang kini menatap nya malu.

"Hei, cantik."Afraz mengedipkan sebelah mata nya pada perempuan itu.

"Gue ikut duduk di meja ini, ya."lagi-lagi Afraz menggoda, membuat perempuan itu tak tahan langsung mengangguk. "Makasih, Seira."

Perempuan yang bernama Seira itu mengangguk malu, lalu membuang wajah nya ke arah lain. Menyembunyikan rona merah di kedua pipi nya.

Manis, batin Afraz.

"Kemana lo Gar, kemarin?"tanya Andra duduk di bangku yang berada di samping Garuda.

Garuda tersenyum tipis. Ia mengingat kejadian kemarin, saat berlari bersama Aluna. Mengenggam tangan perempuan itu. Ia tak pernah merasa begini sebelum nya, jika jatuh cinta semenyenangkan ini, kenapa tidak dari dulu saja ia mengenal Aluna?

Eh tunggu jatuh cinta? Belum, hanya suka. Cinta? Garuda sendiri masih tidak mengerti.

"Gue, sama Aluna, kemarin,"ucap Garuda tersenyum tipis. Rasanya memikirkan wajah Aluna yang terlihat malu-malu seperti kemarin, membuat dirinya seolah tersihir begitu saja.

Farzan menggeleng ia berdiri dari duduk nya menggeplak kepala ketua nya itu agak kencang. "Bego, kita tahu. Maksud kita lo bawa Aluna kemana?" tanya Farzan gregetan.

Garuda menatap Farzan tak terima."Eh, ini kepala udah gue fitrahin, woy," Garuda tak terima kepalanya digeplak. Begini-begini otak nya juga butuh keadilan. Farzan kira kepala Garuda tidak ada isinya apa?

"Kebablasan, sorry," ucap Farzan, ia duduk kembali di kursi nya, ia menatap Garuda. "Lo nggak bawa Aluna ke hotel kan?" Farzan memicingkan mata nya.

"Lo gimana si Zan?"Afraz menggeleng."Garuda mana iya dia kaya gitu."

Andra yang sedari sibuk dengan ponsel nya hanya mengangguk setuju.

Erlan ikut mengangguk. "Iyalah, nggak mungkin Garuda bawa Aluna ke hotel. Gila emang lo Zan." Erlan menggeleng."Garuda pasti bawa Aluna ke semak belukar, iya kan Gar?"

Semua nya nampak menahan tawa, ketika ucapan yang tak disaring itu lolos begitu saja dari mulut Erlan. Nampak tak ingin menyemburkan tawa. Mereka semua menggigiti bibir bawah secara kompak. Menatap Garuda yang masih berbaik hati dengan tidak melawan dan memilih kembali menutup mata nya.

"Dra, kemarin gue lihat gebetan lo, sama cowok." Afraz memberitahu, seolah itu kabar besar yang ia punya, tapi Andra sama sekali tidak terpengaruh.

Andra hanya diam, menatap malas pada teman nya itu. Lelah lama-lama bilang pada Afraz kalau Andra tidak mempunyai gebetan. Sudah kesekian lagi juga ia memberi tahu, kalau dirinya sama sekali tidak tertarik pada cewek manapun.

"Fraz, Kalea bukan gebetan gue."Andra berusaha menyadarkan Afraz. Wajah nya tetap lempeng.

Afraz menoleh pada Farzan."Zan, emang ya kaya gitu?"

Farzan menggeleng tidak tahu. Ia tidak tahu harus bicara apa. Lagipun Andra tidak pernah mau cerita apapun kepadanya,"tapi kok lo deket banget sama dia, Ndra?"

Andra menatap Farzan."Temen doang."

Farzan menggeleng."Suka ya lo sama dia?"

Andra mengusap wajah nya."Nggak, dia cuma minta bantu gimana cara jadi cewek tomboy." Andra menjelaskan."Dia minta sama gue buat ajarin semua hal yang berbau cowok."

Erlan memicingkan mata nya. "Yakin?"

Garuda membuka mata nya."Seorang Andra jatuh cinta? Lutut gue sama Erlan."

Semua nya terkekeh. Andra hanya diam mendatarkan kembali wajah nya. Sama sekali tidak merasa lucu dengan ucapan Garuda. Ia rasa Garuda terlalu menyepelekan dirinya. Mau bagaimanapun ia lelaki, pasti akan jatuh cinta juga.

"Garuda, ada yang nanyain lo diluar,"ucap seseorang yang tiba-tiba datang dengan wajah yang di tundukan kebawah. Ia tak berani menatap ketua geng Gartura itu.

Alis Garuda terangkat sebelah."Siapa?"

"Cewek namanya, Aluna."cowok itu membukukan tubuh nya, lalu pamit.

Garuda langsung berdiri dengan semangat. Seolah ada aliran listrik yang menyengat tubuh nya, membuat nya terlalu bersemangat. Seberpengaruh itukah Aluna.

Semua teman-teman Garuda berdiri, kecuali Andra yang masih sibuk dengan tugas nya. Nakal-nakal begini Andra rajin orang nya. Selalu menjadi yang teratas. Beberapa kali mengikuti olimpiade sudah menjadi kebiasaan. Pokoknya Andra itu idaman. Apapun bisa ia lakukan, makanya para gadis banyak yang jatuh cinta pada nya, meski cenderung lebih besar ke Garuda. Bukan hanya tampan, tapi juga karena jabatan nya saat ini sebagai ketua di Gartura.

"Ngapain ikutan diri?" tanya Garuda melirik.

"MAU LIHAT ALUNA!!"jawab mereka serempak dengan berteriak.

Garuda menggeleng tegas. "Eh, nggak. Apaan si? Kemarin kan udah." Garuda hendak berjalan, tapi tubuh nya malah di hadang oleh ketiga teman nya.

"Kemarin kurang jelas, Gar,"ucap Erlan nampak menampilkan senyum terbaik nya."Lo kan tahu, kalau gue katarak."

"Amin ya allah."Garuda menengadahkan kedua tangan nya, lalu mengusapkan kedua telapak tangan nya itu ke wajah nya.

Erlan melotot. "Eh, amit-amit ya allah."

Afraz menggeleng. "Ikut, Gar."Afraz memohon.

"Ikut."Farzan nimbrung.

Garuda mengibaskan tangan nya menatap jengah ke arah teman-teman nya."Kadaritu, lah. Riweuh."

Farzan minggir, menggaruk tekuk nya yang tak gatal. "Ngomong apaan dia?"

Erlan menggeleng. Sama sekali tidak tahu.

Afraz tersenyum."Kata si Garuda, kalian teh riweuh, kalian tahu, nggak riweuh?"

Farzan serta Erlan menggeleng.

"Riweuh itu ganteng banget." Afraz menaik turunkan kedua alis nya.

"Wah berarti kata Garuda gue ganteng ya?" tanya Erlan antusias.

Afraz mengangguk sambil menahan tawa.

"WOYY SEMUA GUE RIWEUH KATA GARUDA!!" Erlan teriak histeris, seperti baru mendapat hadiah jutaan rupiah dari teh kemasan botol.

"GUE JUGA RIWEUH!!"Farzan ikutan teriak.

Afraz menggeleng, menatap seluruh murid yang hanya bisa mengangguk, berpura-pura mengerti, jika tidak begitu mereka takut malah nanti nya di bantai dengan memberi arti kata yang sesungguh nya.

Afraz menatap teman-teman nya yang masih tersenyum senang."Nu burung."Afraz menggeleng.

🔱🔱🔱

HAY JANGAN LUPA BUAT VOTE SAMA KOMEN SEBANYAK-BANYAK NYA YA, KALAU KALIAN SUKA SAMA CERITA INI.

SEMOGA KALIAN SUKA CERITA INI.

GARUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang