08|SAAT MENATAPMU

2.1K 148 5
                                    

Cinta itu bukan cuma soal kata-kata. Tapi, cinta itu, soal kamu, aku dan kita.

🔱🔱🔱

Waktu sudah menunjukan jam delapan malam, tapi Aluna masih sibuk bergulat dengan minuman yang mengandung kafein itu. Menjadi soorang barista sekaligus pelayan di cafe tersebut, membuat dirinya terkadang kewalahan. Belum lagi pengunjung yang semakin malam, malah semakin ramai.

Alasan itu membuat Aluna semakin semangat. Meskipun kadang lelah menghampiri. Hidup nya tidak mau terus bergantung. Urusan hidup nya, akan menjadi tanggungan nya sendiri.

Tobi menyikut tangan Aluna yang masih terus asik menopang dagu. "Al, ke meja ujung gih, orang itu baru dateng."

Aluna menggeleng. Tersadar dari lamunan nya. Cewek itu mengangguk. Kini giliran ia yang menjadi pelayan. "Meja itu, ya." tunjuk Aluna.

Tobi mengangguk sambil terus sibuk mengelap gelas dengan kain.

Aluna mengambil note kecil yang tergeletak di meja. Sambil tersenyum cewek itu mendekat ke arah meja yang diisi seorang cowok. Sedikit heran, ketika cowok itu mengenakan pakaian serba hitam.

"Selamat malam, selamat datang di cafe milenial. Anda senang kami pun senang. Ada yang ingin dipesan?" Aluna menyapa, sambil mengeluarkan jargom cafe milenial, itu di gunakan agar cafe milineal memiliki ciri khas tersendiri.

Cowok yang tadi sibuk melihat keluar jendela itu menoleh. Mengangkat kepala nya. Seketika pasokan udara terasa menipis. Menutup semua suara ramai. Hening, ketika mata cowok itu menatap cewek yang kini selalu mengganggu pikiran nya.

"Garu," panggil Aluna.

Garuda tersadar. Menggeleng pelan. Menatap Aluna dengan kesadaran yang sepenuh nya. "Lo? Lo disini, juga, Lun?"

Aluna mengangguk sambil tersenyum.

Garuda semakin menarik kedua sudut bibir nya. Cowok itu terlihat senang. "Sini, duduk, temani gue."

"Nggak bisa, Gar. Aku kerja disini." Aluna menolak halus. Meskipun begitu ia merasa tak enak, mengingat kalau Garuda sudah sangat baik pada nya.

Aluna tetap harus menghargai kebaikan orang padanya.

Garuda yang baru menyadari hal itu meringis pelan. Menatap baju yang di pakai oleh Aluna. Ternyata cewek itu tidak berbohong. "Maaf, ya."

Aluna tersenyum maklum. "Nggak apa-apa." Aluna menatap Garuda."Kamu, mau pesan apa?"

"Pesen, lo, aja. Gimana?" tanya Garuda. Alis nya terangkat sebelah.

"Maksud kamu?" Aluna tak mengerti.

"Gue pesen bentaran deh, nunggu dulu temen-temen gue."Garuda memilih tidak menjawab pertanyaan Aluna. Cowok itu malah sibuk menatap wajah Aluna yang kini terlihat cantik.

Aluna mengangguk. "Ya, udah. Aku duluan." Aluna hendak menjauh, tapi suara Garuda mengurungkan niat nya.

"Aluna,"panggil Garuda pelan.

Aluna membalikan tubuh nya. Menatap Garuda dengan tatapan bertanya."Ya?"

"Lo, sangat cantik."

🔱🔱🔱

"Gar, lo lihat deh pelayan, cafe itu. Cantik ya. Sedap banget gue lihat nya. Tapi wajah nya kaya nggak asing."

Garuda ikut menatap arah yang di tunjukan oleh teman nya–Farzan. Mata nya menatap Aluna yang sibuk tersenyum sambil menyebutkan ulang pesanan di meja depan. Terlihat dari bibir nya yang bergerak tanpa suara.

GARUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang